Nah jika masyarakat menghentikan urbanisasi dan berdiam mengelola lahannya di kampung, lalu yang tak punya pekerjaan tetap di kota, back to campung dan mulai menggarap lahan, sedikit demi sedikit kota akan menjadi lenggang, bahkan persoalan macet kan terselesaikan karena populasi kota sedikit berkurang, kendaraan bermotor mulai kembali ke kampungnya, ini terlihat saat suasana idul fitri dan cuti, pemandangan kota seperti Jakarta menjadi lebih lenggang.Â
Selain mengurangi kemacetan, memberikan keuntungan pada peningkatan pangan kita, karena pertanian menjadi bagian dari diri masyarakat desa maka subsidi pangan akan terpenuhi dan tak usah impor, lalu data Menteri akan sama dengan data menteri yang lain, tak akan ada satu bilang impor dan satu bilang ekspor karena bahan pangan masih tercukupi. Jadi sekali dayung, dua pulau terlampaui.Â
Hidup di perkotaan nyaman, tanpa kemacetan parah karena sebagian masyarakat kembali ke desa, lalu masyarakat desa akan sejahtera karena memiliki pekerjaan tetap sebagai petani cerdas tentu saja pemerintah andil dibagian ini melakukan banyak pelatihan, subsidi alat dan bahan pendukung pertanian,Â
Lalu bagaimana dengan perekonomian kota, jika penduduknya back to campung ??
Sepertinya harus diteliti dulu dan dicoba. Mungkin ada yang pernah meneliti hal ini?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H