Integrasi Nasional: Pilar Persatuan dalam Bingkai NKRI
Sebagai warna negara Indonesia dan sebagai mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang kita harus mempunyai rasa persatuan dan perasaan sebagai sebuah bentuk satu kesatuan untuk diri sendiri sebagai penguat satu bangsa Indonesia  ,yang mana negara membutuhkan persatuan untuk bangsanya yang dinamakan integrasi nasional. Integrasi nasional merupakan proses menyatukan berbagai kelompok sosial, budaya, etnis, agama, dan kepentingan di suatu negara agar tercipta harmoni, persatuan, serta kesadaran sebagai bagian dari satu bangsa. Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang memiliki keanekaragaman yang luar biasa, integrasi nasional menjadi fondasi utama untuk menjaga stabilitas negara dan mewujudkan cita-cita bersama: kesejahteraan rakyat.Sebagai mahasiswa farmasi dan calon profesional apoteker, kita memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam membangun bangsa, tidak hanya melalui bidang kesehatan, tetapi juga melalui partisipasi aktif yang memperkuat rasa persatuan dan kesatuan.
Sebagai  warga mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung dalam NKRI kita harus memiliki Urgensi Integrasi Nasional sebagai warga negara Indonesia (WNI) ,ynag mana untuk mempererat dan memperkuat perilaku intergrasi nasional sebagai pilar persatuan dalam bingkai NKRI,diantaranya yaitu :
- Memperkokoh Persatuan Bangsa
Integrasi nasional menjadi landasan yang mencegah perpecahan dalam masyarakat multikultural. Tanpa integrasi, konflik horizontal yang didasarkan pada perbedaan suku, agama, dan budaya akan mengancam stabilitas negara.
- Menjaga Stabilitas Nasional
Stabilitas sosial dan politik tidak akan tercapai jika masyarakat tidak merasa menjadi bagian dari satu kesatuan. Integrasi nasional mendorong rasa kebersamaan dan saling menghormati antarkelompok. - Mendorong Pembangunan yang Merata
Pembangunan tidak akan maksimal jika masyarakat tidak memiliki rasa kepemilikan terhadap negara. Integrasi memungkinkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat dalam pembangunan, termasuk di bidang kesehatan.
Peran Mahasiswa Farmasi dan Apoteker dalam Memperkuat Integrasi Nasional dapat dilakukan dengan beberapa contoh perilaku sebagai contoh untuk membangun kesejahteraan bangsa dan mempererat persatuan  dan kesatuan bangsa dalam perantara sebagai seorang farmasis, yaitu :
- Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Inklusif
Sebagai calon apoteker, pelayanan kesehatan harus diberikan kepada semua lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, agama, atau status sosial. Hal ini mencerminkan semangat persatuan dan keadilan sosial. - Mengedukasi Masyarakat tentang Hidup Sehat
Pendidikan kesehatan adalah cara efektif untuk menjangkau masyarakat dari berbagai latar belakang. Dengan pendekatan yang inklusif, kita tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan saling peduli. - Berperan dalam Penanganan Krisis Nasional
Dalam situasi seperti pandemi atau bencana alam, apoteker memiliki peran strategis dalam mendistribusikan obat-obatan dan memberikan edukasi terkait kesehatan. Tindakan ini menunjukkan kepedulian terhadap sesama, yang dapat memperkuat solidaritas nasional. - Membangun Kesadaran Multikultural di Kampus
Sebagai mahasiswa farmasi di UNISSULA, saudara dapat menjadi agen perubahan yang mempromosikan toleransi dan kerja sama di antara mahasiswa dari berbagai daerah. Aktivitas seperti forum diskusi, seminar, atau bakti sosial dapat menjadi sarana untuk menguatkan integrasi di lingkungan akademik.
Dalam membangun persatuan dan ketahanan dalam menjalankan tugas integritas sebagai NKRI unruk negeri ,dapat dilakukan dnegan berbagai macam sikap dan respon dasar sebagai warga negara Indonesia dan seorang mahasiswa farmasi universitas islam sultan agung  Untuk mendukung integrasi nasional, perilaku berikut perlu diterapkan dikehidupan sehari -- hari,yaitu :
- Toleransi: Menghargai perbedaan dan tidak memaksakan kehendak.
- Gotong Royong: Membantu sesama tanpa memandang latar belakang.
- Komitmen pada Keutuhan NKRI: Berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung persatuan.
- Profesionalisme: Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat secara adil dan merata.
Integrasi nasional adalah kunci untuk menjaga keutuhan NKRI. Sebagai calon sarjana farmasi dan apoteker, kita dapat berkontribusi dengan memberikan pelayanan kesehatan yang inklusif, mendidik masyarakat, serta mempromosikan solidaritas nasional melalui tindakan nyata. Dengan partisipasi aktif, kita dapat menjadi bagian dari upaya memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, kita memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi agen perubahan yang mendukung integrasi nasional melalui dedikasi di bidang kesehatan. Dengan memadukan ilmu farmasi, nilai-nilai Islami, dan semangat kebangsaan, kita dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang sehat, harmonis, dan bersatu. Melalui pelayanan kesehatan yang adil, edukasi yang inklusif, dan aksi-aksi sosial berbasis kemanusiaan, kita ikut serta memperkuat nilai-nilai integratif dalam bingkai NKRI.
Sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, kita tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu kefarmasian, tetapi juga memahami peran strategis kita dalam mendukung persatuan bangsa dan mempertahankan integritas NKRI. Dalam konteks Indonesia yang multikultural, profesi farmasis memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan pelayanan kesehatan yang merata, mengedepankan keadilan, dan menciptakan jembatan solidaritas antarindividu dan kelompok masyarakat. Melalui pendekatan yang inklusif, seorang farmasis dapat menjadi agen perubahan yang mempersatukan masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan di setiap langkahnya. Misalnya, dalam menghadapi tantangan kesehatan nasional seperti pandemi, farmasis berperan sebagai garda terdepan dalam mendistribusikan obat-obatan, memberikan edukasi kesehatan, serta membangun kesadaran kolektif untuk menghadapi krisis bersama-sama. Tindakan ini mencerminkan komitmen terhadap keutuhan NKRI, sekaligus menumbuhkan rasa saling percaya di antara warga negara.
UNISSULA, sebagai institusi pendidikan berbasis nilai-nilai Islam, menanamkan kepada setiap mahasiswanya pentingnya berperilaku integratif dan berorientasi pada maslahat umat. Sebagai farmasis yang dibentuk oleh prinsip-prinsip Islami, kita dapat menjadi pelopor dalam mendorong toleransi, empati, dan rasa kebersamaan di tengah masyarakat yang beragam. Lebih dari itu, partisipasi aktif mahasiswa farmasi dalam kegiatan sosial, seperti pengabdian masyarakat dan bakti sosial, menjadi wujud nyata kontribusi kita dalam mempererat persatuan bangsa. Dengan memberikan pelayanan kesehatan tanpa memandang latar belakang suku, agama, atau budaya, kita dapat memperkokoh rasa kebersamaan dan menjaga keutuhan NKRI. Sebab, hanya melalui persatuan dan kesatuan, cita-cita besar bangsa Indonesia untuk menjadi masyarakat yang sehat, adil, dan makmur dapat terwujud.
Sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, kita ditanamkan bukan hanya kemampuan profesional di bidang farmasi, tetapi juga kesadaran akan pentingnya peran kewarganegaraan dalam menjaga dan memperkuat integritas NKRI. UNISSULA, sebagai perguruan tinggi yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek pendidikan, memupuk semangat kebersamaan, toleransi, dan keadilan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip tersebut menjadi dasar bagi kita, calon farmasis, untuk memberikan pelayanan yang tidak hanya profesional tetapi juga inklusif dan peduli terhadap keanekaragaman masyarakat Indonesia.
Sebagai farmasis, kita memiliki kewajiban untuk tidak hanya menjaga kesehatan fisik masyarakat, tetapi juga berperan dalam membangun kesehatan sosial yang kokoh. Dalam konteks kewarganegaraan, ini berarti mendukung terciptanya masyarakat yang harmonis melalui pemberdayaan individu dan kelompok dengan layanan kesehatan yang merata. Misalnya, dalam memberikan informasi dan edukasi obat kepada masyarakat, farmasis harus menjunjung tinggi prinsip keadilan, tanpa membedakan suku, agama, atau status sosial, sebagaimana ajaran Islam yang mengajarkan kesetaraan dan kepedulian terhadap sesama. Kewarganegaraan juga mengharuskan kita untuk berperan aktif dalam kehidupan sosial dan politik, termasuk dalam menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam persatuan bangsa. Sebagai bagian dari generasi penerus, mahasiswa farmasi di UNISSULA diharapkan dapat menjadi pionir dalam berbagai gerakan yang memperkuat integritas bangsa, seperti terlibat dalam kampanye kesehatan, penyuluhan tentang pentingnya kebersihan, dan tindakan preventif terhadap penyakit menular yang dapat mempengaruhi stabilitas sosial.