Tak seorang pun, terutama para Kompasianer yang akan menampik jika Ayahanda Tjiptadinata Effendi adalah sosok seorang yang mampu menginspirasi banyak orang, kalangan, dan masyarakat. Terutama di Universitas Kehidupan, Kompasiana.
Banyak hal yang telah ditulis oleh beliau. Mulai dari pengalaman pribadi, semua peristiwa yang dialami, baik saat kejadian maupun kejadian waktu lampau juga tentang hal-hal yang terbersit dalam benak beliau. Tidak salah kalau beliau terpilih sebagai “Kompasianer of The Year” pada Kompasianival tahun 2014.
Saya bertemu dan berkenalan langsung dengan beliau dan Bunda Roselina ketika menghadiri Kompasianival tahun 2014. Begitu memasuki pelataran TMII, saya langsung bersua dengan beliau berdua juga dengan Pak Thamrin Sonata dan langsung berfoto ria mengabadikan pertemuan di antara kami.
Setelah pertemuan kami, terjalinlah keakraban di antara kami, meski hanya melalui tulisan-tulisan dan komentar di Kompasiana atau pun di Facebook. Keakraban di antara kami semakin terasa. Ayahanda Tjipta benar-benar saya anggap sebagai Ayah sendiri karena sejak kecil Ayah saya sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Nasihat-nasihat dalam tulisan beliau sangat bermanfaat dan sangat menginspirasi saya.
Keakraban di antara kami semakin terjalin tatkala saya mengikuti lomba menulis surat kepada Kompasianer yang digelar oleh Komunitas Fiksiana. Saya memilih menulis surat kepada Ayahanda Tjiptadinata Effendi, yang kemudian surat saya dicantumkan dalam buku beliau yang berjudul “Sehangat Mentari Pagi” di halaman 237-238.
Ini surat saya:
Salam sejahtera selalu buat Bapak Sekeluarga
Apa kabar, Pak?
Semoga Tuhan selalu memberi kesehatan dan kebahagiaan kepada Bapak Sekeluarga.
Banyak hal yang ingin sekali saya sampaikan. Namun rasanya mulut ini tidak pernah berani berucap. Dari surat ini ingin saya utarakan semua rasa kagum kepada Bapak. Saya bangga dengan figur Bapak yang sangat bersahaja.