TRI RISMAHARINI, AKU BANGGA SURABAYA MEMILIKIMU
Kegiatan “Kompasiana Modis Bersama Risma” (Sabtu/22 Maret 2014) yang digelar bagi para kompasianer, telah terselenggara dengan lancar. Kegiatan yang diselenggarakandi Ballroom Gedung Kompas Gramedia, Jl. Raya Jemursari No.64, kota Surabaya, Jawa Timur tersebut bertemakan “Surabaya di Tangan Risma”. Kegiatan ini dihadiri oleh para Kompasianer yang datang dari berbagai kota di Indonesia. Di antaranya dari Surabaya, Gresik, Malang, Ngawi, Yogyakarta, Jakarta dan kota lainnya.
Kami hadir dalam kegiatan ini dengan semangat yang menyala-nyala karena ingin kenal lebih dekat dengan sosok Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), ingin tahu lebih banyak tentang beliau, dan ingin tahu perkembangan kota Surabaya berada di tangan beliau.
Sebelum Tri Rismaharini hadir, para Kompasianer sudah saling membicarakan beliau, mengelu-elukan dan membangga-banggakan beliau. Risma (panggilan beliau) memang pantas mendapatkannya. Apalagi setelah kami sudah berada dalam satu ruang dan berhadap-hadapan dengan beliau, kami semua dibuatnya berdecak kagum.
Risma memang benar-benar sosok yang patut diacungi jempol. Saya sebagai orang yang lahir, besar dan mengabdikan diri di kota Surabaya (SMPN 5 Surabaya), benar-benar merasa bangga karena Surabaya telah memiliki Wali Kota yang luar biasa. Menurut pandangan saya, tidak akan ada Wali Kota di dunia ini yang sehebat beliau. Orangnya sangat sederhana, lugu dan penuh kharisma. Sama sekali tidak butuh pencitraan. Sepak terjangnya keluar dari hati nurani, sama sekali tidak dibuat-buat. Meski sudah menerima sekian banyak penghargaan, baik tingkat regional, nasional, maupun internasional, beliau tetap sederhana dan apa adanya. Hal ini sangat menginspirasi banyak orang dan banyak kalangan.
Sejak menjabat sebagai Wali Kota Surabaya (28 September 2010), sudah banyak program yang telah beliau wujudkan. Sampai-sampai beliau harus terjun sendiri apabila Surabaya banjir atau jalan raya yang dilewati dalam kondisi macet. Beliau juga keliling sendiri mencari warga kota Surabaya yang benar-benar miskin dan memerlukan bantuannya. Hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh para Wali Kota yang lain.
Banyak hal yang telah dipaparkan oleh beliau. Di akhir perjumpaan kami, beliau berpesan agar “Bonek” (Surabaya) dengan “Arema” (Malang) rukun kembali. Jangan hanya karena bola, antarwarga, antardaerah menjadi berseteru. Begitu juga untuk semua rakyat Indonesia. Marilah kita menjaga nama baik bangsa, berdamai, dan menjadikan bangsa Indonesia dipandang baik oleh bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.
Dari apa yang beliau sampaikan dan kami dengarkan/saksikan, kami berharap beliau akan melangkah untuk menjadi calon presiden Indonesia. Tapi sayang beliau tetap mengatakan “tidak”. Bahkan untuk melanjut ke periode berikutnya sebagai Wali Kota Surabaya pun, beliau juga mengatakan “tidak”. Kami menyayangkan hal itu. Namun beliau mempunyai alasan tersendiri yang tidak perlu diungkapkan. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan pertolongan dan perlindungan-Nya, agar beliau dapat melanjutkan masa jabatannya sampai berakhir nanti. Sehingga semua program yang telah disusun dapat terwujud semuanya. Aamiin ...
Gresik, 22 Maret 2014