Peran ekonometrika telah terbukti dalam berbagai krisis di masa lalu. Selama krisis moneter 1997-1998, Indonesia mengalami tekanan ekonomi besar akibat penurunan nilai tukar rupiah dan ketidakstabilan sektor perbankan. Pada saat itu, para ekonom menggunakan model ekonometrika untuk menganalisis dampak dari berbagai faktor, seperti kebijakan IMF dan harga komoditas global, dalam upaya untuk merumuskan solusi bagi pemerintah.
Selama pandemi COVID-19, model ekonometrika digunakan untuk memprediksi dampak lockdown dan stimulus ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun kondisi pandemi tidak sepenuhnya dapat diprediksi, penggunaan data historis dan real-time analysis melalui ekonometrika membantu memperkirakan dampak jangka pendek dan panjang terhadap sektor-sektor ekonomi utama.
Tantangan dalam Penggunaan Ekonometrika
Walaupun ekonometrika menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam konteks krisis. Data yang tersedia sering kali tidak lengkap atau berkualitas rendah, yang dapat mempengaruhi akurasi model. Selain itu, krisis ekonomi biasanya melibatkan faktor-faktor yang sulit diukur, seperti ketidakpastian politik atau sentimen pasar, yang tidak selalu dapat diwakili oleh variabel kuantitatif dalam model ekonometrika.
Mengoptimalkan Peran Ekonometrika di Indonesia
Dalam konteks Indonesia, peran ekonometrika harus lebih dioptimalkan melalui pengembangan sumber daya manusia dan teknologi yang mendukung. Perguruan tinggi dan lembaga riset perlu meningkatkan kapasitas mereka dalam bidang ekonometrika, baik dari segi pengajaran maupun penelitian. Selain itu, pemerintah harus mendukung ketersediaan data yang lebih transparan dan akurat untuk meningkatkan akurasi prediksi.
Di masa depan, pengembangan big data dan machine learning juga dapat diintegrasikan dengan ekonometrika tradisional untuk menciptakan prediksi ekonomi yang lebih canggih dan responsif. Ini sangat penting, terutama dalam era globalisasi di mana dinamika ekonomi global dan domestik semakin kompleks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H