Mohon tunggu...
Nurhikmah Ramadhani K
Nurhikmah Ramadhani K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kenakalan Remaja: Siswa Kelas 3 SMP di Purwakarta Jadi Bandar Narkoba

4 Januari 2025   08:18 Diperbarui: 4 Januari 2025   08:18 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto remaja yang di ringkus polisi. Sumber gambar tribun.com)

Belakangan ini, kasus narkoba yang melibatkan remaja semakin memprihatinkan. Di Jakarta, seorang remaja berusia 17 tahun ditangkap setelah terlibat dalam peredaran narkoba jenis sabu, di Jawa Barat, belasan siswa geng motor mengonsumsi narkoba, dan di Pangkalpinang, Bangka Belitung, siswa putus sekolah jadi kurir sabu setelah kecanduan. Kasus-kasus ini menyoroti bagaimana kurangnya pengawasan, baik dari keluarga maupun sekolah, dapat membuat remaja rentan terhadap peredaran narkoba yang semakin meresahkan.

Kolaborasi antara pihak sekolah, pihak berwajib, dan BNN sangat penting dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Dengan bekerja sama, mereka dapat memberikan edukasi yang lebih efektif tentang bahaya narkoba dan memperketat pengawasan di lingkungan sekolah. Sinergi ini juga memungkinkan deteksi dini terhadap penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa.

Selain itu, kolaborasi ini memudahkan akses ke program rehabilitasi bagi remaja yang terjerat narkoba. Dengan menciptakan lingkungan yang bebas narkoba, langkah pencegahan akan lebih efektif, sehingga generasi muda dapat terhindar dari pengaruh negatif narkoba dan tumbuh menjadi individu yang sehat dan produktif.

Untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, sekolah perlu mengadakan edukasi rutin tentang bahaya narkoba bagi siswa, serta memperketat pengawasan di lingkungan sekolah. Pelatihan bagi guru dan staf juga sangat penting agar mereka dapat mendeteksi tanda-tanda awal penyalahgunaan narkoba. Selain itu, sekolah harus bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan narkoba.

Sekolah juga perlu menyediakan layanan dukungan psikologis bagi siswa yang menghadapi masalah emosional atau sosial. Dengan adanya program konseling, siswa dapat memperoleh bantuan untuk mengatasi tekanan hidup tanpa terjerumus ke dalam narkoba. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan bebas dari narkoba bagi para siswa.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa perlindungan terhadap remaja adalah tanggung jawab bersama sebagai generasi bangsa. Keluarga, sekolah, dan masyarakat harus menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan anak agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba. Melalui edukasi rutin, pengawasan yang ketat, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan siswa yang sehat dan bebas dari pengaruh narkoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun