Mohon tunggu...
Nurhikmah Ramadhani K
Nurhikmah Ramadhani K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kenakalan Remaja: Siswa Kelas 3 SMP di Purwakarta Jadi Bandar Narkoba

4 Januari 2025   08:18 Diperbarui: 4 Januari 2025   08:18 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto remaja yang di ringkus polisi. Sumber gambar tribun.com)

OLEH 

NURHIKMAH RAMADHANI K 

"Kasus siswa SMP jadi bandar narkoba merupakan cerminan dari krisis moral dan lemahnya pengawasan dalam sistem sosial, pendidikan, dan Masyarakat. Masalah ini menjadi ancaman serius bagi para generasi muda sebagai aset bangsa."

Siswa yang menjadi bandar narkoba seringkali terjerumus akibat berbagai faktor. Faktor utama biasanya pengaruh lingkungan sosial yang buruk seperti pergaulan dengan teman sebaya yang sudah terlibat dalam dunia narkoba, tekanan ekonomi yang sering menjadi alasan, terutama jika siswa berasal dari keluarga yang kondisi finansialnya sulit, sehingga mereka melihat peredaran narkoba sebagai cara instan untuk mendapatkan uang. Ditambah lagi jika mereka berasal dari keluarga yang kurang harmonis, serta minimnya pengawasan, risiko terjerumus menjadi bandar narkoba lebih besar.

Keluarga adalah lingkungan pertama untuk membangun karakter anak agar terhindar dari perilaku kriminal. Selain itu, keluarga menjadi tempat untuk belajar yang memberikan dasar yang kokoh dalam membentuk etika dan kepribadian yang baik. Orang tua yang terlibat dalam kehidupan anak memberikan perhatian, kasih sayang, serta pengawasan yang baik, dapat mencegah anak terjerumus ke dalam perilaku negatif. 

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang tidak kalah penting dalam membentuk karakter anak. Selain memberikan pendidikan akademik, sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai positif melalui kegiatan ekstrakurikuler, pembinaan karakter, dan pelatihan yang dapat membantu mengatasi tekanan teman sebaya dan godaan narkoba.

Sekolah seringkali menjadi tempat di mana anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka. Jika pengawasan di sekolah longgar, maka peluang anak untuk terlibat dalam aktivitas negatif semakin besar. Guru dan staf sekolah harus lebih proaktif dalam mengenali perubahan perilaku siswa serta memberikan perhatian khusus pada mereka yang terlihat bermasalah.

Sistem pendidikan memiliki peran strategis dalam mencegah siswa menjadi pelaku narkoba dengan mengintegrasikan pendidikan antinarkoba ke dalam kurikulum. Melalui edukasi tentang antinarkoba di sekolah, siswa dapat memahami bahaya narkoba dari segi kesehatan, sosial, dan hukum. Selain itu, penyuluhan rutin yang melibatkan pihak berwenang, seperti BNN atau kepolisian, dapat meningkatkan kesadaran siswa akan risiko narkoba. 

Keterlibatan remaja dalam peredaran narkoba membawa dampak psikologis dan emosional yang sangat serius dan mendalam. Mereka sering mengalami trauma yang berkepanjangan, diikuti dengan rasa bersalah yang terus menghantui, kecemasan berlebihan, serta kebingungan dalam menentukan arah hidup. Tekanan sosial dan stigma dari masyarakat juga memberikan beban tambahan yang dapat merusak kepercayaan diri dan konsep diri mereka secara signifikan.

Persepsi masyarakat terkait kasus tersebut dipenuhi dengan keprihatinan dan kekhawatiran. Banyak yang melihat hal ini sebagai dampak dari lemahnya pengawasan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Masyarakat merasa bahwa generasi muda semakin terpapar dengan ancaman narkoba, yang dapat merusak masa depan mereka dan membahayakan stabilitas sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun