Kegiatan Modul Nusantara Kali ini diadakan di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Bandung. Di Tahura terdapat banyak objek wisata yang lengkap, ada Gua Belanda, Gua Jepang, Monumen Ir. H. Djuanda, penangkaran rusa, Curug Dago, Curug Omas dan tempat outbound lainnya. Selain objek wisata di Tahura kita juga akan melihat berbagai hewan yang berkeliaran seperti monyet, burung kutilang dan hewan lainnya.Â
Saat pertama kali menginjakkan kaki di Tahura, terlebih dahulu kami mendapatkan pencerahan atau mengenai informasi apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat kita mulai memasuki Tahura hingga saat keluar nantinya. sertelah itu kami masuk lewat gerbang utama lalu berjalan kaki kurang lebih 1 km. sepanjang perjalanan kami lingkungan disana terlihat asri banyak pepohonan dan tanaman yang masih segar sehingga menimbulkan suasana sejuk yang menyegarkan.
Objek wisata pertama yang kami kunjungi di Tahura adalah Gua Jepang. Gowa ini dibangun dengan 3 buah lorong, ketika memasuki gua kita akan merasakan kesejukan yang tersendiri berbeda dengan kesejukan di luar gua. Ketika mulai memasuki gua kita akan merasa takut karna suasana dalam goua itu sangat gelap jadi membutuhkan penerangan entah itu dari flash handphone atau kita juga dapat menyewa senter dengan harga Rp. 5.000. Didalam gua kita dapat melihat berbagi peninggalan jepang seperti tempat megeksekusi pribumi dan juga tulisan-tulisan mereka dulunya. Kami juga tidak lupa mengabadikan suasana didalam gua dengan bersua foto entah itu foto bersama ataupun personal. setelah puas berkeliling di dalam gua selanjutnya kita keluar dari gua jepang tersebut dan berjalan kaki lagi menuju gua belanda.
Gua belanda juga tidak kalah menarik dari gua jepang. Kita harus berjalan sekitar 800 meter dari gua jepang untuk sampai di gua belanda. Gua belanda berbeda dengan gua jepang, jika gua jepang memiliki banyak jalan keluar berbeda halnya dengan gua belanda yang hanya memiliki satu jalan masuk dan jalan keluar dan juga lorongnya lebih sempit hanya muat 2 orang berjejeran untuk masuk dan juga harus mengenangkan penerangan untuk dapat melihat peninggalan kolonial belanda didalamnya. Di dalam gua kami menguji adrenalin dengan mematikan penerangan sehingga kami berjalan didalam kegelapan dan itu sangat meyenangkan juga membuat saya hampir pingsan karna ketakutan. setelah puas mengelilingi dua dengan mengabadikannya dengn sua foto, kita akhirnya keluar dari gowa belanda dan berjalan menuju penangkaran rusa.
Perjalan dari gua belanda menuju penangkaran rusa ditempuh sekitar 3 km dan medan jalan yang dilewati kebanyakan adalah tanjakan yang membuat kami kelelahan apalagi kami adalah remaja jompo yang tidak sering melakukan perjalanan jauh, tetapi itu semua terbayarkan dengan melihat sekeliling kita yang kebanyakan adalah tanaman dan pepohonan asri juga monyet yang banyalk menghibur disetiap perjalanan juga beberapa kali kami menemukan sekumpulan orang yang sedang memainkan alat musik tradisional. Saat kami telah tiba dipenangkaran rusa, kami memberi makan rusa tersebut dan juga melakukan swa foto bersama. lalu kami melanjutkan lagi perjalanan ke objek wisata selanjutnya ke batu batik. jujur saya pribadi baru pertama kali melihat batu yang terdapat lukisan batik dan itu sangat indah. setelah puas mengagumi batu batik kami selanjutnya pulang dan sebelum pulang kami makan siang terlebih dahulu di sebuah resto dikawasan tersebut ditemani hujan yang sangat lebat dan suasana sejuk yang membuat badan kedingin dan butuh kehangantan hehehe
Wawasan dan pengetahuan baru yang saya dapatkan di Tahura sangat banyak. Mulai dari peninggalan-penginggalan bersejarah yang terdapat di gua belanda dan gua jepang, yang diaman gua jepang dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan logistik makanan, senjata dan aminisi. selain itu, ga jepang juga menjadi saksi bisu kekejaaman penjajah terhadap masyarakat Indonesia dengan sistem kerja paksa dan konon katanya banyak rakyat Indonesia yang terlibat dalam kerja paksa ini tewas dalam pembuatan gua ini. selanjutnya untuk gua belanda kami mendapatka berbagai pengetahuan baru salah satunya adalah gua ini dulunya digunakan sebagai pusat telekomunikasi, kegiatan militer dan menjadi PLTA pertama di Indonesia. Selain peninggalan bersejarah saya juga mendapat pengalaman pertama kali untuk melihat batu yang dipermukaannya terdapat lukisan batik yang sangat indah
Taman Hutan Raya Djuanda, 18 Februari 2024
Reporter: Nurhikmah
Editor: Salsa Solli Nafsika, M. Pd
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI