Mohon tunggu...
Nurhikma
Nurhikma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nurhikma #hobi selalu ingin mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Film

Diskusi Film "Katastrofi Santri"

14 November 2023   22:46 Diperbarui: 14 November 2023   22:49 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 12 November 2023 , kami para mahasiswa pertukaran mengadakan bedah film dan mengadakan diskusi yang sangat menarik, yang membahas film "katastrofi santri " yang mengangkat isu terkait kehidupan pesantren . Acara ini dihadiri oleh mahasiswa pertukaran kelompok 12 kembang . 

Kegiatan modul nusantara dimulai dengan penampilan film "katastrofi santri "

Sinopsis:
Film "Katastrofi Santri" membawa penonton dalam perjalanan dramatis kehidupan Teguh, seorang remaja bermasalah yang dipaksa masuk pesantren oleh Ayahnya. Di sini, Teguh menghadapi konflik kompleks antara nilai-nilai pesantren dan realitas keras di sekitarnya.

Awalnya terkenal dengan kenakalannya, Teguh beradaptasi dengan pesantren, bertemu dengan kakaknya yang juga mondok di sana. Namun, suasana pesantren berubah ketika oknum di dalamnya memaksa peraturan yang kontroversial, melarang pacaran dan mabuk-mabukan . Ironisnya, oknum tersebut malah yang melakukan hal tersebut.

 juga .

Sebuah pengakuan dari santri mengungkapkan bahwa oknum tersebut memaksa untuk mengakhiri hubungan dengan pacarnya  dan malah melakukan tindakan yang tidak terpuji, menghamili beberapa santriwati. Teguh berusaha menyampaikan kekhawatirannya kepada Ayahnya, tapi respon Ayahnya mengecewakan, menolak untuk percaya bahwa pesantren tersebut memiliki masalah.

Kejadian tragis menghantui keluarga Teguh ketika kakaknya menjadi korban oknum tersebut. Dalam keputusasaan, Teguh mengambil tindakan ekstrim dengan membunuh oknum tersebut, menghadapi konsekuensi di penjara. Ayahnya, terlambat menyadari, menyesal karena tidak mempercayai anaknya.

Diskusi film  "Katastrofi Santri" bukan sekadar film, tetapi juga karya seni yang merangsang refleksi dan menyuarakan perubahan sosial. 

Dokpri
Dokpri

Kehidupan di luar pesantren, terutama dalam konteks pergaulan bebas, dapat menimbulkan ancaman pergaulan negatif yang berpotensi merusak masa depan remaja. Perilaku kenakalan remaja, seperti mabuk-mabukan, menjadi risiko yang harus dihadapi oleh anak-anak di luar pesantren.

Kehidupan di dalam pesantren memberikan lingkungan yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai agama, menciptakan landasan moral yang kuat bagi para santri. Meskipun demikian, adanya konflik moral dan tantangan internal di dalam pesantren menunjukkan bahwa lingkungan tersebut tidak selalu bebas dari masalah. Oleh karena itu, orang tua perlu memahami bahwa baik kehidupan di luar maupun di dalam pesantren memiliki tantangan dan kelebihan masing-masing. Penting untuk membantu anak memahami dan mengelola risiko serta keuntungan dari pilihan hidup mereka.

Narasumber : Nurhikma

Editor : Salsa Solli Nafsika, M. Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun