Mohon tunggu...
Nurhidayatullah
Nurhidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa di universitas muhammadiyah mataram

membaca membuat kamu keren

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Isu -Isu Sosial- Emosional di Sekolah Dasar: Bullying, Masalah Displin,dan Interaksi Sosial

20 Januari 2025   10:16 Diperbarui: 20 Januari 2025   10:16 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Selain itu, interaksi sosial yang kurang sehat juga bisa terjadi dalam bentuk persaingan yang berlebihan, penggunaan bahasa kasar, atau sikap tidak peduli terhadap perasaan orang lain. Hal ini dapat merusak hubungan antar anak dan menciptakan atmosfer yang tidak nyaman di sekolah.

Untuk mengatasi masalah ini, sekolah perlu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial anak-anak. Program-program yang mengajarkan keterampilan sosial, seperti berkomunikasi dengan baik, bekerja sama dalam kelompok, dan menunjukkan empati, sangat penting untuk menciptakan interaksi yang positif antar siswa. Dengan mengintegrasikan pembelajaran sosial-emosional dalam kurikulum, anak-anak dapat lebih mudah belajar cara berinteraksi dengan cara yang sehat dan konstruktif.

Solusi untuk Isu-Isu Sosial-Emosional

Beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi isu-isu sosial-emosional di sekolah dasar meliputi:

1. Penerapan Program SEL: Program SEL yang terstruktur dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting, seperti pengelolaan diri, empati, dan keterampilan komunikasi. Dengan program ini, siswa dapat belajar cara mengelola emosi dan berinteraksi secara positif dengan teman-temannya.

2. Pendidikan Karakter: Selain mengajarkan keterampilan sosial-emosional, penting juga untuk mengajarkan nilai-nilai karakter, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap orang lain. Ini akan membantu menciptakan budaya sekolah yang inklusif dan mendukung.

3. Peran Guru dan Staf Sekolah: Guru dan staf sekolah memainkan peran kunci dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa. Mereka harus dilatih untuk mengidentifikasi masalah sosial-emosional dan memberikan intervensi yang tepat, baik untuk korban maupun pelaku.

4. Keterlibatan Orang Tua: Orang tua juga memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan sosial dan emosional anak-anak mereka. Kolaborasi antara sekolah dan orang tua dapat menciptakan kesatuan dalam mendukung anak-anak untuk tumbuh dalam lingkungan yang sehat.

Dengan pendekatan yang tepat, sekolah dapat mengatasi isu-isu sosial-emosional ini dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan akademik dan emosional anak-anak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun