Mohon tunggu...
Nur Hidayati
Nur Hidayati Mohon Tunggu... -

Mahasiswa psikologi.... Menjadi sahabat untuk kawan semua, saling berbagi dan mengisi.... Hidup harus penuh tantangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lautan Ilmu Konseling Pendidikan, Sungguh Memprihatinkan

18 Desember 2014   20:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:02 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Kabar menyedihkan datang dari ranah pendidikan. Di Indonesia saat ini, tercatat bahwa sekolah kekurangan 92.572 guru konseling. Jumlah guru bimbingan dan konseling di Indonesia saat ini hanya sekitar 33.000 orang. Padahal, untuk melayani sekitar 18,85 juta siswa SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dibutuhkan setidaknya ada 125.576 guru bimbingan dan konseling. Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) mengakui, Indonesia saat ini kekurangan guru Bimbingan Konseling (BK), setidaknya mencapai lebih dari 90 ribu orang. Jumlah guru BK sekarang ini hanya mencapai 33.000 orang yang tersebar di berbagai sekolah di Indonesia. Itu masih sangat kurang," kata Ketua Umum PB ABKIN, Prof. Mungin Eddy Wibowo di Semarang, Jawa Tengah.

Ia menjelaskan, setidaknya ada 18,85 juta siswa jenjang SMP dan SMA sederajat di Indonesia setiap tahunnya, sementara setiap guru BK berkewajiban mendampingi sekurang- kurangnay 150 orang dan maksimal 250orang.

Dari total jumlah guru BK yang dimiliki sekarang ini, Guru Besar Bimbingan Konseling Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu mengatakan, rasionya tidak mencukupi.
"Kami mencatat saat ini kebutuhan guru BK di Indonesia sebanyak 125.572 orang, sementara ketersediaan guru saat ini hanya 33.000 orang. Terlebih lagi, lanjut Mungin, yang juga anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dari sebanyak 33 ribu guru BK yang ada di Indonesia saat ini, belum semuanya memenuhi kualifikasi pendidikan sarjana BK.
"Idealnya, mulai SD sampai SMA dan sederajat harus ada guru BK. Tetapi, melihat kondisi di Indonesia memang belum memungkinkan. Untuk SMP dan SMA sederajat saja masih banyak kekurangnya, ungkapnya “. Kekurangan guru BK itu, tambah dia, sebenarnya dipengaruhi belum adanya kesadaran akan pentingnya peran guru BK dalam mendampingi siswa di luar pembelajaran akademis, yakni sebagai konselor bagi siswa.
"Sekolah kerap menugaskan guru yang tak memiliki latar belakang pendidikan konseling menjadi guru BK. Akibatnya, menjadi kontra produktif terhadap perkembangan siswa karena missed konsep, tak punya ilmu konseling," tutup Mungin.

PEMBAHASAN

Dari hasil paparan data diatas, jelas sekali terlihat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini sungguh sangat memprihatinkan, terutama pada bimbingan dan konseling. Memang peran guru konseling tidak sehebat guru matematika, guru IPA/IPS atau bahkan guru kimia sekalipun, tetapi perlu diketahui bahwa guru BK itu sangat membantu dan menunjang para siswa. Guru konseling dapat membantu siswa dalam menentukan karir kedepannya dan menjadi temapat curahan para siswa. Guru BK bukan sosok yang harus ditakuti dan dia jauhi. Di Indonesia saat ini, dari pengamatan saya guru BK kebanyakan dijadikan sosok yang menakutkan bagi siswa, karena hanya mengurusi siswa-siswi yang bermasalah disekolah. Itu merupakan anggapan yang salah besar, tugas guru BK yang sebenarnay tidak hanya memberi masukan bagi anak-anak yang bermasalah, tetapi menjadi teman berbagi dan membantu siswa dalam menentukan pilihan karir kedepannya. Guru BK dapat membantu siswa daalm menemukan potensi yang ada dalam dirinnya.

Guru BK adalah Konselor yang dipersiapkan bagi sekolah-sekolah. Konselor sekoalh adalah tenaga profesional yang sudah dipersiapkan oleh lembaga/instansi untuk membantu siswa dalam memecahkan masalahnya, baik masalah pribadi,sosial, belajar maupun karier siswa tersebut. Konselor disini sudah memiliki kemampuan dan kecakapan menjadi guru BK yang sesungguhnya. Guru Bk dapat membantu siswa merubah perilaku dirinnya menjadi lebih baik lagi. Jadi, peran konselor disekolah sangat membantu, tidak hanya bagi siswa tetapi bagi sekolah itu sendiri juga.

Melihat kondisi guru BK saat ini, sangat disayangkan bagi Indonesia. Kondisi pendidikan yang masih jauh dari kata maju, membuatnya semakin memprihatinkan. Bahkan banyak sekolah-sekolah yang memperkerjakan guru agama menjadi guru BK. Dengan melihat kemampuan guru di bidang agama, dijadikan sarana dalam memberi nasihat kepada para siswa. Hal ini merupakan sesuatu yang salah, guru BK jelas berbeda dengan guru agama. Keadaan seperti ini menjadikan missed konsep bagi para siswa. Keterampilan yang dimilki guru BK berbeda dengan guru agama tersebut, mereka memiliki kemampuan tersendiri di bidangnya masing-masing.

Sebenarnya banyak setiap tahunnya para lulusan-lulusan psikologi yang lebih kompeten menjadi guru BK. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan banyak sekolah-sekolah yang kurang memahami peran guru BK, terutama sekolah-sekolah didaerah terpencil. Kesadaran akan pentingnya konselor bagi para siswa masih sangat minim. Padahal, peran konselor sangat penting bagi pendampingan siswa diluar jam akademis. Guru BK dapat membantu siswa dan menjadi temapat curahan hati meski bukan soal pelajaran. Karena terkadang, kebanyakan siswa yang bermasalah bukan karena akademisnya karena permasalahan diluar akademis, seperti masalah dengan teman, keluarga, dsb. Permasalahan-permasalahan inilah yang biasannya juga mempengaruhi akademis siswa.

Selain itu, guru BK juag dapat membantu siswa dalam menentukan jurusan/minat/karir yang ingin ia ambil. Karir seorang siswa sesungguhnya dimulai dari ia duduk di bangku SD, bukan selepas ia sarjana. Ketika dari kecil ia tahu bakat dan minat yang ada dalam dirinnya, ia akan lebih mudah untuk berkembang ketika menuju dewasa. Karir itu akan datang dengan sendirinnya ketika seseorang memiliki kemampuan yang memang memadai dan kompeten .

Dari sini sudah terlihat jelas, betapa pentingnya peran guru BK disekolah. Terlebih lagi saat ini, banyak sekali kasus-kasus pelecehan dan kekerasan pada anak –anak. Pasti kejadian ini meninggalkan trauma yang dalam bagi anak-anak. Peran konselor sangat membantu disini. Jadi, Indonesia perlu mengembangkan lagi kesadaran akan guru BK. Pendidikan di Indonesia memang perlu adannya perhatian lebih dan evaluasi yang lebih baik lagi. Kesadaran akan pentingnya guru BK lebih ditingkatkan lagi dan menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah-sekolah yang ada. Semoga dengan ini, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi.

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, terlihat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini sungguh sangat memprihatinkan, terutama pada bimbingan dan konseling. Kurangnya guru BK di Indonesia merupakan suatu kondisi yang menyedihkan bagi pendidikan di Indonesia. Mengingat peran BK sangat membantu bagi para siswa. Guru konseling dapat membantu siswa dalam menemukan potensi dalam dirinnya, menentukan karir siswa kedepannya dan menjadi tempat curahan hati para siswa.

Intinnya disini adalah Indonesia perlu mengembangkan lagi kesadaran akan guru BK. Pendidikan di Indonesia memang perlu adannya perhatian lebih dan evaluasi yang lebih baik lagi. Kesadaran akan pentingnya guru BK lebih ditingkatkan lagi dan menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah-sekolah yang ada. Semoga dengan ini, pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi.

SARAN

Perlu adannya kesadaran yang tinggi akan pentingnya BK bagi pendidikan anak. Untuk sekolah-sekolah yang masih kurang memahami BK, perlu adannya evaluasi dan kesadaran saat ini. Guru BK bukan sekedar menghukum siswa, tetapi menjadi curahan hati dan membantu siswa dalam hal akademis dan diluar akademis.

Bagi Asosiasi Bimbingan Konseling di Indonesia, perlu juga lebih memperdayakan para lulusan BK yang kompeten. Banyak juga para lulusan ahli ini yang masih menganggur, karena memang kurangnya kesadaran akan BK. Semoga pendidikan di Indonesia dapat lebih berkembang dan menjadi lebih baik lagi, tidak hanya dibidang akademis tetapi juga dibidang konseling dan berbagai ekstra kurikulum lainnya. Kesadaran masyarakat akan pendidikan perlu dikembangkan dan ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

Mcleod, John. 2010. Pengantar Konseling, Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Prenada Media Group.

Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rahma, Ulifa. 2010. Bimbingan Karier Siswa. Malang: UIN-Maliki Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun