Mohon tunggu...
Nur Hidayati
Nur Hidayati Mohon Tunggu... Guru - guru

Menulis untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salat Idul Fitri Saat PSBB

25 Mei 2020   03:33 Diperbarui: 25 Mei 2020   03:26 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid 19 telah membuat situasi dan kondisi apa pun menjadi berbeda, termasuk situasi lebaran tahun ini. Dengan kondisi seperti ini, tentu banyak kisah yang mewarnainya. Kondisi lebaran di tempat saya tinggal misalnya, menjadi berbeda dibanding tahun-tahun yang lalu.

Tanggal 17 Mei 2020 lalu di Malang raya mulai diberlakukan  PSBB, sehingga setiap pergerakan masyarakat serba terbatas. Kegiatan jual beli di pasar dibatasi, baik penjual maupun waktu berjualan.

Tidak ketinggalan, kegiatan beribadah juga dibatasi. Misalnya kegiatan salat tarawih dianjurkan di rumah saja. Termasuk salat Idul fitri juga di anjurkan di rumah bersama keluarga. Kalau pun terpaksa dilaksanakan di masjid atau di lapangan, maka pihak masjid wajib melakukan protokol kesehatan secara ketat.

Mengutip berita acara kesepakatan bersama Dewan MUI, Dewan Masjid, dan Ormas Keagamaan Kecamatan Singosari tentang syarat pelaksanaan salat Id antara lain adalah:

1) memenuhi syarat-syarat protocol kesehatan (physical distancing, hand sanitizer, mengenakan masker;

2) Jamaah dibatasi, tidak boleh meluber ke jalan protocol;

3) Jamaah yang memilii potensi sakit/flu dilarang mengikuti shalat berjamaah di masjid/musholla;

4) Jamaah datang ke tempat sholat sudah dalam keadaan berwudlu dari rumah, membawa sajadah sendiri dan membawa tas kresek sebagai tempat sandal masing-masing;

5) Khatib dan Jamaah berasal dari warga lokal sekitar tempat sholat Idul Fitri diadakan; dan

6) Pelaksanaan Sholat dan Khutbah Idul Fitri tidak lebih dari 15 menit dan segera membubarkan diri tanpa bersalam-salaman. Itulah di antara beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Di Malang Raya, Kecamatan Singosari tempat saya tinggal memang termasuk zona merah. Akan tetapi masih diperbolehkan melaksanakan salat Id, asalkan desa/kelurahannya masih zona hijau. Dengan kata lain belum ada yang orang terkonfirmasi positif corona.

Tentu saja pelaksanaannya dengan  tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditentukan seperti di atas, termasuk di masjid Ath-Thohiriyah tempat saya mengikuti pelaksanaan salat Idul Fitri.

Alhamdulillah, meskipun jarak salat antarjamaah diatur sedemikian rupa, tempat yang disediakan masih bisa dibilang cukup. Karena ukuran masjid tidak terlalu besar, dan kapasitasnya tidak terlalu banyak, maka seperti salat Id tahun-tahun yang lalu jamaah putra berada di dalam masjid sedangkan jamaah putri berada di halaman masjid.

Meskipun demikian, tempat jamaah tidak sampai terlalu meluber melebihi yang biasa disediakan. Hal ini sangat mungkin dipengaruhi adanya larangan mudik, sehingga dengan luas tempat yang tetap, ditambah perenggangan jarak, ternyata tempatnya masih mencukupi.

Ada beberapa hal yang menjadi catatan dari khutbah yang disampaikan oleh khatib salat Id kali ini. Pertama, para jamaah diimbau agar tetap teguh dan terus meningkatkan iman dalam konsidi apa pun. Dalam masa pandemi ini, jamaah diharapkan tetap dalam ketakwaan.

Kedua, imbauan untuk tetap bersabar dalam menghadapi cobaan berupa wabah/pandemi ini. Bersabar bukan berarti lemah. Bersabar tentunya harus tetap disertai dengan ikhtiar, dengan usaha maksimal. Jika ikhtiar dan usaha sudah maksimal, kita harus berserah diri dan tawakal kepada Allah.

Ketiga, kita harus tetap optimis dan yakin bahwa setiap cobaan yang diberikan kepada kita pasti ada hikmahnya. Kita harus yakin bahwa Allah mempunyai rencana yang indah usai pandemi ini sirna.

Kegiatan salat Idul Fitri diakhiri dengan doa sang khatib, mudah-mudahan virus corona segera sirna, pandemi segera berakhir, dan kembali Indonesia menjadi negeri yang baldatun toyyibatun wa robbun ghofur.

Ada satu hal penting yang kita patut bersyukur adalah bahwa ditengah-tengah merebaknya wabah covid 19 yang mendunia kita masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menunaikan ibadah puasa Ramadan dan salat Idul Fitri berjamaah di masjid. Hal ini menandakan kebesaran Allah yang tiada tara. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamdu.

Singosari, 1 Syawal 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun