Selamat pagi Pak tukang roti
Begitu kau biasa disapa anak-anak sekolah
Lalu dengan dengan senyum ceria kau jawab: pagi juga, Neng
Mau berapa potong?
Saya minta dua,
kata si eneng sambil mengacungkan dua jari kanannya
Selamat siang Pak tukang roti
Celoteh anak-anak ketika pulang
Siang juga
Neng masih mau roti
Si eneng menggeleng sambil menuju bakul cireng
Suasana gaduh dan ceria berbaur
Anak-anak sekolah semua berhambur
Namun, sudah sebulan ini pamandangan serupa tak tampak lagi
Depan sekolah ngelangut sepi
Tak ada tawaran si tukang roti
Tak tampak penggoreng si bakul cireng
Anak-anak sedang belajar di rumah
Si tukang roti entah jualan di mana
Si bakul cireng entah kerja apa
Suasana begitu murung
Seorang anak kecil kecewa meraung
Lantaran keinginan beli roti dan cireng tak terbendung
Si tukang roti di rumah duduk termenung
Si bakul cireng angannya ngelayung
Pikirkan hidup sengsara tak terkira
Sebab penghasilan kini tiada
Anak istri entah makan apa
Ya Tuhan,
Kapan pandemi ini kan berakhir
Untuk segera mengais rezeki agar tak fakir
Singosari, 14 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H