Mohon tunggu...
Nur Hidayati
Nur Hidayati Mohon Tunggu... Guru - guru

Menulis untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tukang Roti dan Bakul Cireng

14 April 2020   16:11 Diperbarui: 15 April 2020   11:53 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat pagi Pak tukang roti
Begitu kau biasa disapa anak-anak sekolah
Lalu dengan dengan senyum ceria kau jawab: pagi juga, Neng
Mau berapa potong?
Saya minta dua,
kata si eneng sambil mengacungkan dua jari kanannya

Selamat siang Pak tukang roti
Celoteh anak-anak ketika pulang
Siang juga
Neng masih mau roti
Si eneng menggeleng sambil menuju bakul cireng
Suasana gaduh dan ceria berbaur
Anak-anak sekolah semua berhambur

Namun, sudah sebulan ini pamandangan serupa tak tampak lagi
Depan sekolah ngelangut sepi
Tak ada tawaran si tukang roti
Tak tampak penggoreng si bakul cireng

Anak-anak sedang belajar di rumah
Si tukang roti entah jualan di mana
Si bakul cireng entah kerja apa

Suasana begitu murung
Seorang anak kecil kecewa meraung
Lantaran keinginan beli roti dan cireng tak terbendung
Si tukang roti di rumah duduk termenung
Si bakul cireng angannya ngelayung
Pikirkan hidup sengsara tak terkira
Sebab penghasilan kini tiada
Anak istri entah makan apa

Ya Tuhan,
Kapan pandemi ini kan berakhir
Untuk segera mengais rezeki agar tak fakir

Singosari, 14 April 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun