Mohon tunggu...
Nurhidayati
Nurhidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa prodi PGSD fakultas FKIP universitas muhammadiyah mataram. Nim : 2022A1H107

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa

15 Juni 2024   00:24 Diperbarui: 15 Juni 2024   00:29 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERAN GURU DALAM MENGATASI SISWA YANG KESULITAN DALAM BELAJAR.

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar tergantung pada proses belajar yang dialami siswa tersebut. Guru mempunyai peran penting dalam memastikan siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna dan berguna dalam kehidupan. Namun, tidak semua siswa mendapatkan manfaat dari kelancaran proses pembelajaran. Beberapa siswa mengalami kesulitan  belajar sehingga tidak dapat mencapai tujuan belajarnya secara optimal. Suhito berpendapat bahwa kesulitan adalah suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan dalam kegiatan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga diperlukan upaya yang lebih intens untuk mengatasinya. Kesulitan  belajar yang dialami siswa  dapat mengakibatkan ketidakmampuannya dalam memecahkan masalah yang ditandai dengan kesalahan. Kesulitan belajar dengan sendirinya akan mempengaruhi hasil akademik siswa. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang baik, siswa harus mendapat perlakuan belajar yang tepat baik di dalam maupun di luar sekolah dan tentunya harus didasarkan pada kecenderungan dan usaha belajar siswa tersebut. Menurut Munirah (2018: 113), kesulitan belajar adalah suatu bentuk gangguan  fisik dan psikis dasar yang meliputi kemampuan memahami atau mengganggu bahasa, berbicara atau menulis, secara otomatis mengungkapkan banyak keterampilan Mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, dan tulisannya tidak sempurna. atau melakukan perhitungan matematis. Ini juga mencakup kelemahan motorik ringan dan gangguan emosional akibat gangguan ekonomi, budaya, atau lingkungan yang merugikan. Guru yang cerdas dapat mendeteksi kesulitan  belajar yang dialami  siswa melalui seringnya siswa melakukan kesalahan saat mengerjakan pekerjaan rumah dan soal ulangan. Artinya kesulitan siswa akan terdeteksi oleh guru melalui jawaban siswa yang salah ketika menyelesaikan suatu masalah matematika. Mulyono Abdurrahman, 1999: 7-8 mengutip  Hammill dkk. ,1981: 336 menjelaskan bahwa kesulitan belajar adalah sekelompok kesulitan yang terwujud sebagai kesulitan  nyata dalam penguasaan dan penggunaan kemampuan mendengar, berbicara, membaca ,menulis, penalaran atau kemampuan di bidang studi matematika. Gangguan seperti ini disebabkan oleh faktor intrinsik dan diduga juga  disebabkan oleh disfungsi sistem saraf pusat. Namun, kesulitan belajar dapat terjadi bersamaan dengan  kondisi mengkhawatirkan lainnya seperti gangguan sensorik, keterbelakangan mental, kesulitan sosial dan emosional atau  pengaruh lingkungan yang berbeda seperti perbedaan budaya dan pembelajaran yang tidak tepat. Di bawah ini gejala-gejala yang dapat diperhatikan tanda-tanda siswa mengalami kesulitan  belajar menurut Rochman Natawidjaja (1984: 20):


1. Siswa memiliki hasil akademik yang rendah (lebih rendah dari nilai rata-rata seluruh kelas).

2. Hasil belajar yang dicapai siswa tidak sepadan dengan usaha yang telah dilakukannya.

3. Misalnya ada seorang siswa yang selalu berusaha giat belajar namun nilainya selalu rendah.
 Siswa meluangkan waktunya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

4.Siswa mempunyai sikap yang tidak pantas seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, berbohong, dan lain-lain.

5. Siswa menunjukkan perilaku yang tidak biasa seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau di luar kelas, tidak mau mencatat di kelas, kegiatan belajar tidak teratur, menyendiri, diabaikan, tidak mau bekerja sama.

6. Siswa mempunyai ekspresi emosi yang tidak biasa seperti murung, mudah tersinggung, marah, tidak bahagia atau kurang senang  ketika menghadapi situasi tertentu, misalnya ketika mendapat nilai buruk, mereka tidak menunjukkan kesedihan atau penyesalan.
 

upaya yang bisa dilakukan:

1. Melakukan tes diagnostik

2. Mengenali karakteristik siswa

3. Menggunakan Prior Knowledge

4. Melibatkan siswa dalam pembelajaran


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun