Kadang kita dengan entengnya merasa bahwa kita ini banyak berkontribusi di tengah masyarakat. Padahal masyarakat itu sendiri adalah sekumpulan orang yang berada di suatu daerah tertentu, Â maka kita pun juga merupakan bagian dari masyarakat.
Saya sering menyaksikan beberapa orang calon anggota legislatif yang kemudian terpilih menjadi anggota legislatif merasa dirinya punya jasa yang besar bagi masyarakat. Padahal kan memang itu kerjaannya, Dimana-mana Jadi seorang dewan itu yang mengakomodir kepentingan kepentingan rakyat karena mereka merupakan para pekerja rakyat, yang yang ditunjuk oleh rakyat sebagai perwakilannya. Artinya dewan perwakilan itu mewakili kepentingan-kepentingan rakyat bukan dirinya sendiri.
Jadi saya secara pribadi, merasa heran dengan iklim di negara kita ini dimana Seorang anggota dewan itu begitu sangat dihormati oleh rakyatnya, dan mirisnya, anggota dewan itu sendiri merasa dirinya lebih terhormat daripada masyarakat yang lain dan merasa lebih punya kontribusi di tengah-tengah masyarakat padahal dia identitasnya adalah pegawai rakyat.
Ngga mungkin donk kalau misalkan masyarakat hanya didominasi oleh salah satu orang saja? atau misalkan hanya segelintir orang saja yang berkontribusi terhadap masyarakat, padahal masyarakat itu ya satu kesatuan orang-orang didalamnya, besar atau pun kecil pasti setiap orang memiliki nilai kontribusinya sendiri.  Jadi kalau misalkan kita merasa seakan paling berarti di tengah masyarakat, ya one man show banget kayanya.
Kalau saya sedang melihat polisi lalu lintas, sedang mengatur lalu lintas yang semrawut, maka kita pasti menganggap itu biasa saja. Karena memang itu hal lumrah, dan memang pekerjaannya.Â
Dalam kasus lain misalkan kita melihat seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat, yang misalkan berhasil mengakomodir kepentingan rakyat, seperti membantu terselenggaranya pembangun infrastruktur seperti jalan raya atau menyalurkan anggaran-anggaran yang sudah seharusnya diberikan kepada masyarakat, serta menjadi fasilitas di tengah masyarakat, maka itu juga sebetulnya hal yang lumrah dan yang tidak perlu untuk kita hormati seakan-akan Dia adalah seorang pahlawan karena ya memang itu pekerjaannya.
Halo yang mulia, semulia apa memangnya??
"Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja."(Buya Hamka)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H