Mohon tunggu...
Nurhidayah
Nurhidayah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

Amatir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Berkebutuhan Khusus Tunadaksa

9 November 2023   19:54 Diperbarui: 9 November 2023   20:15 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak dengan gangguan fisik mengalami kerusakan alat tubuh, tidak ada masalah secara fisiologis dalam struktur kognitifnya. Masalah terjadi ketika anak mengalami hambatan dan mobilitas. Anak mengalami hambatan dalam melakukan dan mengembangan gerakan-gerakan sehingga sedikit banyak masalah ini mengakibatkan hambatan dalam perkembangan struktur kognitif anak tunadaksa. Dalam pengukuran intelegensi pada anak tunadaksa sering ditemukan angka intelegensi yang cukup tinggi. Namun potensi kognitif yang cukup tinggi pada anak tunadaksa ini belum dapat difungsikan secara optimal. Hambatan mobilitas masalah emosi kepribadian akan memengaruhi anak tunadaksa dalam melakukan eksporasi keluar.

Untuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik salah satunya adalah dengan memberikan pelayanan fisioterapi khusus agar mampu mengoptimalkan kemampuan fisik yang masih dimilikinya penanganan terapi fisik harus dilakukan sesuai dengan tahapan yang ada, tahapan yang harus dilakukan pertama kali adalah penyinaran menggunakan lampu infrared. 

Penyinaran merupakan tahap awal sebelum dilakukan pemijatan secara manual, penyinaran dengan menggunakan Sinar infrared berfungsi untuk melancarkan pembuluh darah serta merangsang saraf sensori penyinaran juga untuk mengurangi rasa nyeri pada saat nanti dilakukan pemijatan manual oleh tenaga ahli. 

Penyinaran dimulai dari telapak kaki dan pergelangan kaki kemudian naik ke atas pada bagian paha selanjutnya bagian panggul punggung sampai tengkuk leher penyinaran dilakukan kurang lebih selama 10 hingga 20 menit pemijatan manual yang dilakukan oleh terapis pada titik-titik tertentu berfungsi untuk menguatkan bagian-bagian tertentu pada tubuh dan untuk membantu meringankan nyeri serta merangsang syarat-syarat yang berkaitan dengan alat gerak pemijatan manual ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang profesional, karena apabila terjadi kesalahan dalam pemberian penekanan pada titik-titik tertentu pada tubuh dapat berakibat fatal. Setelah dilakukan pemijatan secara manual oleh ahli perlu dilakukan pemijatan kembali menggunakan Dolphin massage untuk mengendorkan otot-otot pada saat pemijatan manual. Dolphin massage sangat membantu siswa dalam proses relaksasi otot-otot pada alat geraknya yang telah diberikan pemijatan untuk dapat berjalan tanpa alat bantu siswa harus sudah mampu melakukan pra kondisi terlebih dahulu yaitu duduk dan berdiri tanpa bantuan tanpa pra kondisi tersebut siswa akan mengalami kesulitan ketika berjalan tanpa bantuan berlatih berjalan pada paralel bar dilakukan untuk menguatkan alat geraknya sebelum menggunakan Walker penguatan ini difokuskan pada tangannya yang digunakan untuk menggenggam dan menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. Dengan harga paralel bar yang tergolong mahal maka bambu dapat dijadikan alternatif dalam membantu siswa latihan berjalan dan berpegangan ketika berada di rumah Walker sangat membantu bagi mereka anak-anak yang tidak bisa berjalan secara mandiri tanpa alat bantu pilihan menggunakan Walker dilakukan ketika anak memiliki kondisi kelainan pada kaki yang tidak dapat dimaksimalkan untuk belajar berjalan secara mandiri.

Referensi :

https://youtu.be/ND6ESbmJwWk?si=Wnw3jJNe5ZopymCb

Psikologi Dan Intervensi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. (2021). (n.p.): UMMPress.

Syarief, N. S., an Pangestu, A., Putri, H. K., & Harjanti, G. Y. N. (2022). Karakteristik dan Model Pendidikan Bagi Anak Tuna Daksa. Edification Journal: Pendidikan Agama Islam, 4(2), 275-285.

Al Fitri, A. (2014). EFEKTIVITAS MEDIA BOLA LUNAK DALAM MENGURANGI KEKAKUAN GERAK JARI JARI TANGAN ANAK CEREBAL PALSY TIPE SPASTIK di HALABAN, KEC. KUBUNG. KAB. SOLOK. Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus, 3(3).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun