Mohon tunggu...
Nur Hidayah
Nur Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi Antropologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Antropologi Agama, Program Studi Antropologi, Fisip Untad

16 Desember 2023   08:09 Diperbarui: 16 Desember 2023   08:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orang Dayak adalah nama kolektif untuk merangkum ratusan kelompok- kelompok etno-liguistik di kalimantan. Pada masa sebelum merdeka Dayak merupakan kata ejekan yang memilukan hati. Ikan dan balacan busuk di toko disebut dayak. Dayak adalah orang- orang liar, terbelakang, tidak berbudaya. Ini ejekan yang sangat memilukan yang saat itu mereka lontarkan kepada orang- orang dayak. Masyarakat dayak mengenal adanya hutan memiliki adat. Yang dimana hutan memiliki bermacam- macam fungsi, kultural, ekologis, dan ekonomis. Secara kultural didalam hutan terdapat tempat- tempat keramat. Hutan berfungsi sebagai penahan dan pengatur keseimbangan hujan dan panas seperti air, iklim dan cuaca. 

Di dalam kawasan hutan ada juga terdapat hak- hak individu atau kolektif atas pohon madu, pohon damar, dan bangunan. Hutan juga dapat dipakai untuk menjadi kawasan perladangan pada masa depan. Masyarakat dayak mempercayai dunia dan segala isinya diciptakan oleh tuhan yang maha tinggi. Dalam upacara ritual padi disamakan dengan manusia, mereka memiliki semangat smangir sehingga harus dirawat dan dihormati supaya mereka betah untuk tinggal bersama manusia. Anggota suku yang selalu mendapatkan banyak padi dalam berladang dianggap sampadi (orang beriman taat dan taqwa).

Paradigma pembangunan yang bertumpu pada teori pertumbuhan Rostow dan teori modernisasi Mc. Clelland sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada masyarakat adat untuk mengembangkan konsep- konsep dan praktik pengembangan yang sesuai dengan jati diri mereka. Masyarakat adat dipandang tradisional, dan dengan demikian mereka harus diubah sesuaikan, atau dikacaukan supaya tumbuh ide- ide pembaruan. Masyarakat pada vase ini belum rasional mereka masih berada pada tingkatan savage, barbaric, atau precevilized. Selanjutnya mereka harus diubah agar menjadi seperti kita (Barat). Dan untuk perubahan itu institusi sosial, budaya, ekonomi, dan politik mereka harus terlebih dahulu dihancurkan.

Sebagian besar masyarakat dayak sebelumnya beragama kaharingan kini mereka memilih kekristenan, namun kurang dari 10 % yang masih mempertahankan agama kaharingan. Agama kaharingan sendiri telah digabungkan dengan dalam kelompok agama Hindu sehingga mendapat sebutan agama Hindu kaharingan.

MATERI DOSEN PENGAMPU KETIGA 

(Muh. Zainuddin Badollahi., M.Si)

Agama dan religius

Religius atau biasa disebut dengan religi merupakan sebutan yang sering diberikan kepada seseorang atau kelompok yang mendalami agama. Religius merupakan sikap yang kuat dalam memeluk dan menjalankan ajaran agama serta sebagai cerminan dirinya atas ketaatannya terhadap agamanya. Sedangkan menurut KBBI religius berarti dini atau bersifat agama. Selain itu, sinonim dari religius bisa juga disebut agamis tau masyarakat yang memiliki keimanan, taat ibadah, dan menjunjung tinggi nilai- nilai spiritual dalam aktivitas sehari- hari. Sedangkan agama merupakan kebudayaan manusia dalam kaitannya dengan agama yaitu menyangkut pikiran, sikap, perilaku manusia dalam hubungannya dengan sesuatu yang diyakini memiliki kekuatan gaib atau supranatural. Dalam hal ini terdapat aspek aspek religius yakni.

1. Aspek keyakinan yaitu adanya keyakinan terhadap tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia gaib, serta menerima hal- hal dogmatik dalam ajaran agamanya.

2. Aspek peribadatan atau praktek agama (ritualistik) yaitu aspek yang berkaitan tingkat keterikatan meliputi frekuensi dan intensitas sejumlah perilaku. Yang sudah ditetapkan oleh agama seperti tata cara menjalankan ibadah atau aturan agama.

3. Aspek pengetahuan yaitu aspek yang berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap ajaran- ajaran agamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun