Paras menawan itu menggugah decak kagum,
tapi ia itu-itu sajaÂ
Kritisnya kepala ialah yang paling membuat penasaran
Ialah jalan berliku; di mana aku ingin tiba di sana
Tajamnya argumentasi membuat kesal kepala yang yang gagal memahami
Lancarnya lisan mengundang decak yang bersinggungan dengan iri
Ah, lihatlah, bahkan seluruh anggota tubuhnya menaruh percaya pada isi kepalanya
Sorot matanya buas menangkap ilmu; telinga yang peka dan jeli merangkum isu
Pun senyumnya yang mengulas banyak arti
Ialah engkau Tuan,
Di mana lagi, jika bukan di kepala yang engkau bawa kemana-mana
Juga, tempat yang kau kunjungi
Ku harap aku ada disana
Menyaksikan aksi atau mungkin sekadar mengamati bagaimana engkau hidup bersama riuh kepala...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H