"Setelah dipahami dengan baik, mungkin tidak ada manusia yang benar-benar salah di muka bumi ini. Aku tidak berbicara perihal akidah dan aturan, jadi tolong bedakan kesalahan yang aku maksud, ya."
"Kenapa demikian, Non?"Â
"Setelah memasuki dunia kerja, aku menjadi tahu bahwa beban kerja seberpengaruh itu terhadap mentalitas individu."
"Rasa capek membuatku menjadi lebih mudah marah, pusing, dan ingin menjauh dari manusia. Tekanan mengendalikan kondisi pikiranku ke arah negatif."Â
"Lalu, apa hubungannya dengan kesalahan yang kamu maksud, Nona?"Â
"Aku jadi ingin menangis jika mengingat perlakuanku terhadap orang tua ku. Betapa susahnya mereka mencari nafkah, tapi waktu itu akalku belum cukup matang untuk memahami betapa melelahkannya menghadapi manusia sepertiku."Â
"Tiga per empat hidupku mungkin aku habiskan untuk menghakimi kedua orang tua ku. Aku banyak menuntut dan selalu menyayangkan sifatnya yang suka marah dan mengomel."Â
"Padahal aku tahu segala perubahan orang tua ku terjadi karena kehadiran ku, anak-anaknya."Â
"Bahwa mungkin mereka tidak pernah salah, mereka hanya menyelamatkan diri agar tetap waras dengan mengeluarkan emosi."Â
"Sekarang aku sadar, betapa susahnya memahami manusia padahal sebelumnya kita tidak pernah belajar perihal cara-cara memahami dan bersikap dalam berbagai kondisi."Â
"Kita hidup mengalir, kemudian belajar sendiri, dan jungkir balik merasakan banyak kesalahan."Â