Bumi menua,Â
dan aku menyaksikan keseluruhan gelapnyaÂ
Berganti-ganti,
dari menyeramkan pun yang menenangkan hati
Bumi menua,Â
rembulan kian temaram
Jalan-jalan kian sepi, hampa
Pun dengan ramainya tak lagi terasa
Bumi menua,Â
dan ku saksikan ayah ibu mulai renta
Langkah yang tak sekokoh dulu kala
Namun, kasihnya semakin bertambah, selalu sama
Bumi menua,Â
ku saksikan jejak kaki melangkah kian jauh
Mengejar apapun, menuruti tiap-tiap standarisasi dunia
Tubuh pun kian berpeluh diselimuti lelahÂ
Bumi menua,Â
dan ku saksikan aku yang belum menjadi siapa-siapa
Sudahilah, sahut seorang bijaksana
Cukuplah jadi manusia yang disukai Tuhan, Yang MahaÂ
Makassar, 1 Februari 2024