Aku tidak suka perjalanan jauh, tinggal di tempat asing, dan berlama-lama dengan orang yang tidak akrab denganku. Bagi seorang introvert itu adalah siksaan, bukan?Â
Ya, berada di luar zona nyaman merupakan panggung sandiwara, kita diharuskan beramah-tamah atau tersenyum setiap saat.Â
Kata orang, tidak akan ada kesuksesan jika tak meninggalkan zona nyaman. Mungkin benar, tapi menurutku kesuksesan yang paling benar ketika kita berhasil tumbuh di dalam zona nyaman.Â
Kata seorang teman, "Kalau dunia luar membuatmu tidak aman, maka carilah tempat aman untukmu sukses." Tapi memangnya ada tempat aman di muka bumi ini? Dalam artian terbebas dari kerusuhan manusia.
Ku yakin tidak, makhluk sosial tidak akan pernah bisa lepas dari manusia lain. Tinggal bagaimana mencari manusia yang tidak rusuh.Â
"Semua hanya perlu waktu, bukan keluh," batinku mengafirmasi.Â
Rumah orang lain salah satu penjara yang tak kasat mata lainnya, selama beberapa bulan lamanya aku akan menetap di kota orang lain. Bayangkan seberapa banyak hal yang harus ditahan, berapa banyak sandiwara, dan seberapa lelah hidup dengan lingkaran seperti itu.Â
Tapi hidup tetap hidup, terus berjalan dan harus dijalani, jalan satu-satunya untuk bisa meninggalkan semuanya dengan kesan baik yakni berusaha bermuka badak. Menghiraukan rasa tidak enakan yang selalu membuat tindakanku terasa salah, takut orang-orang disekitar merasa terganggu atau tersinggung.Â
Bagaimana cara mengatasi hidup yang demikian?Â
Ya, hidup berdampingan dengan banyak keluh tidak menyelesaikan apa-apa, sebaliknya bersabar dengan waktu, memahami perhitungan hidup mungkin akan lebih baik dan ringan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H