Mohon tunggu...
Nurhidayah
Nurhidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Biasa

"Membacalah dan menulis, bentuk peradaban maju di dalam pola pikirmu." - Instagram: hayzdy Linkedin: www.linkedin.com/in/nurhidayah-h-23aab8225

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Catatan Bahwa Kamu Akan Berkembang, Hari Ini atau Besok!

17 Februari 2023   11:02 Diperbarui: 17 Februari 2023   11:09 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Nggak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain untuk merasa lebih baik," ujar Nuul, mendikte seseorang yang menyerupainya dalam lapisan air raksa. 

"Apalagi kalau kamu berusaha mendapat validasi diri yang baik dari seseorang yang kamu anggap kurang, jatuhnya sombong." Lanjutnya, menelisik lebih dalam mata yang menatap sama tajamnya. 

"Nuul, ayolah, jangan keseringan bercermin di diri orang lain, mencetak diri sendiri menyerupai orang lain. Bukankah itu menyusahkan? Melelahkan?" Monolognya, menjauhi pantulan dirinya. 

"Yah, aku juga maunya tidak terlibat dengan orang lain, tidak hidup dengan visi misi orang lain, tapi semuanya seolah berjalan otomatis, kamu tahu bagaimana cara menghentikannya?" 

Kali ini, Nuul menyuarakan resahnya dalam sebuah buku. Buku 'Catatan Bahwa Kamu Akan Berkembang, Hari Ini atau Besok', yang ia buat dua tahun lalu. Semacam diary yang memuat monolog Nuul yang tidak pernah menemukan pendengar. 

"Bagaimana dengan mencari teman yang nyata? Bergaul? Membuka diri dengan orang lain?" Begitu saran yang diajukan oleh teman onlinenya. Nuul pernah mencoba, dan ia merasa tak pernah bisa berdamai dengan nasihat penghakiman. Mendapat teman tidak semudah itu, apalagi untuk seseorang yang rumit seperti Nuul. 

"Semakin kamu mengetahui banyak hal, semakin selektif kamu memilih teman," ujar Nuul membatin,  membela diri. 

"Apakah kamu setuju, jika umur 20 tahun keatas kita akan lebih banyak berpura-pura? Lebih banyak tidak pedulinya? Dan tentu lebih fokus bertahan hidup. Mungkin itu juga yang menjadi latar belakang, banyak kasus orang-orang melakukan apa saja demi bertahan." Tulis Nuul sembari berpikir jawaban dari pertanyaannya sendiri. 

Seharusnya normal dan tidak normal itu tergantung kebiasaan, bukan? 

Meski orang tua, saudara atau kerabat mengatakan ia sedikit tidak normal dari kebanyakan anak, ia tetap merasa normal dengan rutinitas hariannya. Sebab, mereka tidak berdiri di posisinya, maka tidak ada yang tahu bagaimana perasaannya yang berusaha untuk terlihat normal di mata orang-orang walaupun usaha itu malah membuatnya merasa tidak normal. 

Dalam buku 'Catatan Bahwa Kamu Akan Berkembang, Hari Ini atau Besok', Nuul menemukan dialog seolah ada dua pemeran yang saling mengerti. Pemeran pertama yang banyak resahnya dan pemeran kedua yang stabil, karakter yang diinginkan si pemeran pertama. 

"Nuul, kamu tahu, sebenarnya kita ini sempurna, loh, disatu sisi ada banyak masalah di dalam diri, tapi di satu tempat di dalam diri kita juga ada solusinya. Seumpama pertanyaan dan jawaban yang ada di buku paket," 

"Kita ini komplit, dan seharusnya jika ada masalah kita tidak perlu pusing, stress dan lainnya. Kita tinggal cari jawabannya di buku paket, kan?" 

"Kehidupan kita sudah terukur, jadi jalanin aja sesuai kapasitas kita." 

"Rasanya hidup semudah itu kalau ditulis, Nuul, tapi realitanya kadang bikin guling-guling juga... hahhaha"

Nuul dan dunianya, Nuul dan teman yang ada di dalam dirinya. Nuul yang bertahan dengan cerita-cerita yang ia buat. Cerita-cerita yang tidak membuatnya terlalu sendiri, tidak berharga, tidak diharapkan. Cerita-cerita dari tangan dan kepala membuatnya melihat Nuul yang lain. Nuul yang bisa dan akan berkembang menjadi lebih baik. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun