Aku berpikir mungkin akan lebih baik jika aku membatasi diri dengan orang-orang di lingkunganku, terlebih di kampus.Â
Aku bergidik ngeri, kala salah satu senior mendatangi ku hari itu, walaupun cukup sopan ia terlalu memaksa. Terlebih dengan beredarnya fakta senior yang suka memaksa mahasiswa baru minum alkohol dan dijadikan babu.Â
Semester 5 sudah lebih baik, setidaknya aku sudah lebih berani walaupun tetap saja sikapku dinilai menyia-nyiakan kesempatan di dunia perkuliahan. Apakah kuliah pulang - kuliah pulang sesalah itu? Lagipula mengembangkan diri tidak harus didalam organisasi kampus.Â
Sejak saat itu, aku memutuskan menulis, menghabiskan lebih banyak waktu di dunia maya, mencari relasi dari orang-orang hebat yang tidak ku kenali dan tidak mengenalku.
"Apakah kamu mulai malas dengan pilihanmu?"
"Katanya ingin sukses tapi banyak sekali tapinya."
"Cecar aku semau, Pak Guru."Â
"Baik, tidak ada gunanya mengomelimu, Raag, maka mari kita analisis masalah mu."Â
"Apa yang membuatmu memilih menjadi penulis?"
"Pekerjaannya cukup mudah dan sesuai dengan keinginanku."
"Lalu, kenapa kamu malas melakukannya saat ini?"