Mohon tunggu...
Nurhidayah
Nurhidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia Biasa

"Membacalah dan menulis, bentuk peradaban maju di dalam pola pikirmu." - Instagram: hayzdy Linkedin: www.linkedin.com/in/nurhidayah-h-23aab8225

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebagai Teman atau Manusia Berpikir, Lebih Pilih Mana?

29 Januari 2023   16:54 Diperbarui: 29 Januari 2023   17:19 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya gimana ya, rasanya aku tuh nggak enak aja berteman sama seseorang yang menjadikan aku saingan," keluh Idya, menghela nafas berat.

"Lagipula dibanding dia, aku masih jauh kali, dan rasanya aku benar-benar perlu membatasi diri sama dia. Setiap kali kita ngobrol berdua, dia seolah nggak mensyukuri pencapaiannya dan menyudutkan aku seolah 'Idya kamu tuh cuma menghambat aku', dia iri karena aku melakukan apa yang dia inginkan dan dia melihatnya seolah aku melakukannya dengan mudah," curhat Idya. 

"Hm, kenapa nggak bilang aja ke orangnya, kalau kamu nggak nyaman," saran Yura, mendekatkan diri membaca ekspresi teman kamarnya itu. 

"Ya nggak tega dong, aku paham dia cuma curhat, Yur, tapi akunya aja yang nggak nyaman, dia juga pasti nggak niat mengarah kesana."

"Kamu tuh, maklum sih maklum, tegas dikit dong, Id, nanti dia semena-mena loh," peringatnya, memecah pikiran Idya yang sedang plin-plan. 

"Yur, aku udah pernah kek gitu, mengutarakan apa saja yang aku rasakan dan pikirkan, ujung-ujungnya aku kehilangan banyak teman. Aku dianggap terlalu serius, baperan dan sebagainya," balas Idya, memijit-kijit kepala yang mendadak pusing.

"Lagipula, kita udah berteman cukup lama, mungkin nggak apa-apa keluarin sedikit effort untuk pertemanan kami," lanjutnya, berusaha menerima apa adanya apapun yang ia rasakan. 

"Nggak setuju aku, Id, kalaupun dia ninggalin kamu, pasti ada gantinya lagi, kok," sanggah Yura, mengingatkan Idya.

"Ya mungkin, tapi nggak mudah, Yur, berteman dengan orang baru lagi, lama-lama aku muak juga sama diriku sendiri." 

Sampai tengah malam, percakapan Idya dan Yura disahuti pendapat pro dan kontra. Ujung-ujungnya mereka tertidur tanpa menemukan jalan keluar. Ya mau gimana lagi, Idya tidak mungkin menjauhi Nera, orang yang menjadi perdebatan. 

Nera sedang pulang kampung selama 2 hari, dan mereka bertiga Idya, Yura dan Nera adalah teman seperjuangan kurang lebih 3 tahun, sekamar juga. Nggak mungkin Idya menciptakan suasana tidak nyaman di kamar hanya karena ia tidak suka atau mungkin salah paham dengan sikap Nera. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun