Pembangunan industri nikel di Sulawesi telah menyebabkan polusi tanah yang signifikan di daerah tersebut. Menurut M Tauhid mengatakan, daerah-daerah operasi produksi nikel di Sulawesi mengalami kerusakan lingkungan yang parah. Hal ini terjadi karena proses pertambangan nikel yang menghasilkan limbah beracun dan merusak tanah. Selain itu, Ari Welianto menyatakan bahwa pencemaran tanah dapat berdampak pada kesehatan manusia karena tanah yang tercemar akan mengandung bakteri penyebab penyakit.
Pemerintah Indonesia telah mengembangkan industri nikel di Sulawesi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Melky Nahar menunjukkan bahwa lingkungan dan masyarakat sekitar menjadi perhatian ketika pemerintah mengembangkan industri nikel. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah harus memperhatikan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat sebelum mengembangkan industri di daerah tersebut.
Dampak buruk dari pembangunan industri nikel di Sulawesi juga terlihat dari bencana yang terjadi di daerah tersebut. Seperti yang terjadi pada tahun 2018, gempa, tsunami, dan likuifaksi melanda beberapa daerah di Sulawesi Tengah, termasuk Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong. Bencana ini menyebabkan kerusakan yang signifikan pada bangunan dan infrastruktur, termasuk 68.451 unit rumah, 327 unit rumah ibadah, dan 265 unit sekolah. Bencana ini juga menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan dan meningkatkan risiko polusi tanah di daerah tersebut.
Dalam hal ini, pemerintah harus memperhatikan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat sebelum mengembangkan industri di daerah tersebut. Pemerintah juga harus memperhatikan dampak bencana yang terjadi di daerah tersebut dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H