Mohon tunggu...
Nur hayatun nuvus 24
Nur hayatun nuvus 24 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi berenang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional

17 Januari 2025   14:23 Diperbarui: 17 Januari 2025   14:23 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional. Perkembangan sosial emosional adalah proses penting dalam kehidupan manusia yang melibatkan kemampuan individu untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi, serta membangun hubungan sosial yang sehat. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait, baik yang berasal dari dalam individu maupun lingkungan sekitarnya. Pemahaman tentang faktor-faktor ini sangat penting untuk mendukung perkembangan sosial emosional secara optimal.

1. Faktor Internal (Dari Dalam Individu)

Faktor internal adalah aspek-aspek yang berasal dari diri individu dan memengaruhi perkembangan sosial emosional, antara lain:

- Temperamen: Temperamen adalah karakteristik bawaan yang memengaruhi bagaimana seseorang merespons rangsangan atau situasi tertentu. Misalnya, anak dengan temperamen yang mudah beradaptasi cenderung lebih cepat menyesuaikan diri dalam interaksi sosial dibandingkan dengan anak yang memiliki temperamen sulit.

- Kecerdasan Emosional: Tingkat kecerdasan emosional seseorang, yang mencakup kemampuan mengenali emosi, mengelola emosi, dan berempati terhadap orang lain, sangat memengaruhi kemampuan mereka dalam membangun hubungan sosial yang sehat.

- Kesehatan Mental: Individu yang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi, mungkin menghadapi kesulitan dalam mengelola emosi dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif.

2. Faktor Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang membentuk perkembangan sosial emosional individu. Beberapa faktor penting dari keluarga meliputi:

Pola Asuh Orang Tua: Pola asuh yang diterapkan orang tua sangat memengaruhi perkembangan sosial emosional anak. Pola asuh yang demokratis, yang ditandai dengan kasih sayang dan disiplin yang seimbang, cenderung menghasilkan anak yang percaya diri dan mampu mengelola emosi dengan baik. Sebaliknya, pola asuh otoriter atau permisif dapat menghambat perkembangan ini.                                                                                        Hubungan Keluarga: Keharmonisan dalam hubungan keluarga, seperti komunikasi yang baik antara anggota keluarga, memberikan rasa aman dan dukungan emosional bagi anak. Sebaliknya, konflik dalam keluarga dapat menyebabkan stres emosional dan gangguan perkembangan sosial.

Ketersediaan Dukungan Emosional: Anak yang mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan dukungan emosional dari orang tua lebih mungkin berkembang secara sosial emosional dibandingkan dengan anak yang diabaikan atau kurang mendapat perhatian.

3. Faktor Lingkungan Sosial

- Lingkungan sosial di luar keluarga juga berperan besar dalam membentuk perkembangan sosial emosional, seperti:

- Interaksi dengan Teman Sebaya: Teman sebaya membantu individu belajar berbagai keterampilan sosial, seperti berbagi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik. Anak yang memiliki hubungan positif dengan teman sebaya cenderung memiliki perkembangan sosial emosional yang lebih baik.

- Pendidikan Formal: Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga menjadi lingkungan sosial di mana individu belajar berinteraksi, memahami aturan sosial, dan mengembangkan empati. Guru yang memberikan dukungan emosional juga dapat membantu siswa mengelola emosi mereka.

- Media dan Teknologi: Pengaruh media, seperti televisi dan media sosial, dapat membentuk cara individu memahami emosi dan interaksi sosial. Paparan yang positif, seperti program yang mengajarkan nilai-nilai empati, dapat mendukung perkembangan sosial emosional, sementara paparan negatif, seperti konten kekerasan, dapat berdampak sebaliknya.

4. Faktor Budaya

Budaya adalah sistem nilai, norma, dan kebiasaan yang dianut oleh masyarakat dan berpengaruh pada cara individu memahami dan mengekspresikan emosi. Misalnya, budaya kolektivis cenderung menekankan pentingnya hubungan sosial dan pengendalian emosi untuk menjaga harmoni kelompok, sedangkan budaya individualis mungkin lebih mendorong ekspresi emosi secara bebas. Budaya juga memengaruhi bagaimana emosi tertentu dipandang, seperti apakah menangis dianggap sebagai kelemahan atau bentuk keberanian.

5. Faktor Biologis dan Genetik

Faktor biologis dan genetik juga berperan dalam perkembangan sosial emosional, seperti:

- Perkembangan Otak: Bagian otak seperti amigdala dan prefrontal cortex memiliki peran penting dalam pengolahan emosi. Gangguan dalam perkembangan otak dapat memengaruhi kemampuan individu dalam memahami dan mengelola emosi.

- Hormon: Hormon seperti kortisol (terkait stres) dan oksitosin (terkait kasih sayang) juga memengaruhi bagaimana individu merespons situasi sosial dan emosional.

- Kondisi Kesehatan: Anak yang mengalami masalah kesehatan kronis mungkin memiliki pengalaman sosial yang berbeda, seperti rasa kurang percaya diri atau keterbatasan dalam berinteraksi, yang memengaruhi perkembangan sosial emosional mereka.         

-Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi keluarga atau individu juga berpengaruh pada perkembangan sosial emosional. Anak yang berasal dari keluarga dengan ekonomi rendah mungkin menghadapi tekanan seperti kurangnya akses ke pendidikan berkualitas, stres akibat kesulitan ekonomi, atau kurangnya perhatian dari orang tua yang sibuk bekerja. Sebaliknya, keluarga dengan kondisi ekonomi stabil cenderung lebih mampu menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial emosional.

Perkembangan sosial emosional dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, baik yang berasal dari individu itu sendiri, keluarga, lingkungan sosial, budaya, hingga kondisi biologis dan ekonomi. Penting bagi semua pihak, terutama keluarga, pendidik, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial emosional. Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat memberikan intervensi yang tepat untuk membantu individu tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara emosional dan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun