Si Abang melongo keheranan. Mulutnya komat-kamit membaca mantera-mantera penolak bala. Lirih mulutnya berucap, "Semoga gue dan pembaca, juga penulis nggak ketularan gila! Biar Jono aja yang nggak waras, kita jangan."
-----------------------------------------
Pertemuan Jono dan Amira
Keesokan harinya, selepas solat 'Isya di masjid Al-Ansor, Jono pulang mengendarai motornya. Jono senang bukan kepalang karena beberapa minggu ini, Jono rutin beribadah solat jamaah di masjid. Sebelumnya, Jono banyak meninggalkan ibadah solat dan lebih memilih gitaran di tempat tongkrongan pinggir jalan.Â
Yang membuat Jono betah di masjid  ya karena di situ lah dia bisa menemui Amira. Meskipun setiap kali berpapasan dengan Jono, Amira cuma bisa melongo. Heran dengan gaya cengengesan Jono yang melebihi batas. Lain dengan Jono. Menatap wajah Amira yang melongo itu, mampu membuat hatinya berdebar tidak karuan. Meloncat-loncat melebihi batas loncatan orang jatuh cinta pada umumnya. Emang orang jatuh cinta pada umumnya gimana?
Di perjalanan pulang Jono bertemu teman-teman lamanya. Teman nongkrong di pinggir jalan, main gitar, dan bersenandung lagu 'Aku Mundur Alon-Alon'. Sejak pertemuan Jono dengan Amira, keadaan menjadi berubah. Teman-teman Jono menjauh dengan alasan, sekarang Jono tidak mau lagi menyanyi, 'Aku Mundur Alon-Alon'. Jono lebih suka kembali ke masa kecil, masa di mana dia hanya bisa menyanyi, 'Maju Tak Gentar'.
"Jon sini lu. Sombong amat sekarang ga mau kumpul lagi" tegur si Jack. Nama aslinya Zaki ya bukan Jekijen.
"Nggak ah, udah ga selevel. Wkwkkwkw" jawab Jono becanda.
Turun dari motor Jono duduk di samping si Jack dan teman-teman lain. Membuka peci lalu menyisir rambut jabriknya dengan jemari tangan kiri. Kebiasaan lama. Jono menghela napas, siap menceritakan pertemuannya dengan Amira. Lagi dan lagi sampai si Jack bosan menanggapi.
"Gue tadi... "
"Udah tau! Ketemu Amira kan? Dan hatimu melonjak-lonjak melebihi batas lonjakan orang jatuh cinta pada umumnya kan?" Jack kesel bukan main.
"Hehehe... Tau aja lu".
"Kebiasaan!"
"Tadi gue tuh tatap-tatapan mata sama Amira!"
Jono melanjutkan ceritanya. Jack termangu mendengarkannya. Ini udah cerita yang kesekian. Ceritanya ya tetep itu itu aja. Tentang kekaguman Jono kepada gadis cantik jelita anaknya Pak RT. Pak RT yang galaknya tiada tara. Pak RT yang sering menegur perkumpulan mereka, kalo lagi gitaran.Â
Lebih tepatnya sih membentak dan mengusir, sekaligus berusaha membubarkan geng mereka. Tapi dasar mereka adalah kumpulan anak-anak nekat sejagad. Malam ini dibubarkan, besok lebih banyak lagi yang datang. "Edan!" Begitu umpat pak RT yang sudah kewalahan menghadapi pemuda-pemuda kurang kerjaan itu.