Revolusi Public Relations 1.0 To Public Relations 2.0I think Public Relations is best suited to drive social media. Social media best practices really call for jargon-free, clear, and authentic communications which PR pros are best trained to provide,” – Chris Bechtel, Marketing, social media and content marketing.
Definisi Public Relations menurut Scott M.Cultlip, Aleen H.Center dan Glen M.Broom, dalam bukunya Effective Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari indivudu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.
Definisi tersebut menempatkan PR sebagai sebuah fungsi manajemen, yang berarti bahwa manajemen di semua organisasi harus memerhatikan PR. PR melayani berbagai macam institusi didalam masyarakat, seperti institusi bisnis, serikat perdagangan, agen pemerintah, asosiasi sukarela, yayasan, rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, dan institusi-institusi lainnya. PR adalah profesi yang unik, karena berada didalam beragam institusi, profesi PR menuntut para praktisi untuk mendalami segala bidang
PR adalah ilmu yang strategis dan dinamis. Dimana dapat berubah setiap saat seiring dengan perubahan situasi dan kondisi. Pamor PR yang semakin Berjaya di Indonesia ini menuntut mereka menambah kekuatannya melalui media online. Internet merupakan bagian dari kecanggihan tekhnologi dan komunikasi, dimana internet adalah media yang dapat membuat seluruh dunia terkoneksikan sehingga dapat memberikan efek yang tidak terbayangkan.
Media sosial adalah sebuah media berbasis internet, dimana terdapat beragam platform seperti Blog, Twitter, Facebook, Youtube, Flickr, Instagram, Path dan beragam platform lainnya. Media sosial adalah sebuah kekuatan baru yang mendukung peran PR. Bukan hanya sekedar menjual sebuah produk saja tapi karena media sosial dapat membawa informasi yang mengalir seperti air, setiap orang dapat mengaksesnya dimanapun dan kapanpun mereka mau. Jutaan informasi dibawa oleh media sosial dan sampai kepada para penggunanya.
Melalui media sosial yang memiliki sifat interaktif, publik dapat menyuarakan tentang baik dan buruknya sebuah produk ataupun layanan dari sebuah perusahaan. Ketika kesan buruk tersebut tertuang dalam media sosial, maka sangat besar potensi bagi banyak orang mengetahuinya. Jika perusahaan atau instansi tidak berpartisipasi dan tidak tanggap terhadap media sosial, maka perusahaan dapat kehilangan kesempatan untuk mengkomunikasikan pesannya kepada publik dengan cakupan yang lebih luas.
PR social media marketing adalah program fasilitas dialog dan berbagi konten antara perusahaan, influencer dan pelanggan, dengan menggunakan berbagai media online seperti blog, forum, dll. Jelas ada perbedaan antara media social dan PR social media marketing. Social Media lebih khusus pada media online yang isi utamanya didominasi oleh publik, bukan oleh karyawan perusahaan pemilik media online tersebut. Contohnya seperti Youtube, Facebook dan Friendster. Pada dunia maya, kita tidak dapat mengesampingkan peran PR. Segala sesuatu yang berkaitan dengan media online dilakukan oleh sebuah perusahan, kompetitior, dan segala institusi yang ada adalah sebagai salah satu bentuk Cyber PR (PR 2.0).
Cyber PR (PR 2.0) adalah suatu fenomena yang tak terelakkan, karena publik kita yang semakin luas dan tak terbatas. Karena internet adalah media yang sangat membantu penyebarluasan dalam era globalisasi seperti saat ini. Kehadiran internet telah mengubah cara masyarakat berkomunikasi. PR yang moderen adalah mereka yang dapat memanfaatkan internet terutama media sosial yang saat ini digandrungi oleh masyarakat sebagai media utama dalam penyampaian pesannya.
Keuntungan PR dengan menggunakan internet, yaitu :
- Informasi cepat sampai pada public
- Bagi PR, internet dapat berfungsi sebagai iklan , media , alat marketing sarana penyebaran informasi dan promosi.
- Siapapun dapat mengakses internet tidak terbatas ruang dan waktu.
- Dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komunikasi dalam bidang pemasaran secara langsung.
Menurut buku E-PR Menggapai Publisitas di Era Interaktif Lewat Media Online karangan Bob Julius Onggo, ada enam potensi yang dapat dimanfaatkan melalui cyber PR (PR 2.0) :
- Komunikasi Konstan
Internet adalah media yang tak pernah terlelap setiap harinya. Melalui internet PR dapat menjangkau publiknya hingga ke seluruh dunia. Internet dapat menembus ruang dan waktu, hal tersebut yang tak dapat dilakukan oleh media manapun selain internet.
- Respon yang Cepat
Internet memungkinkan para pelaku cyber PR untuk mendapatkan respon yang cepat terhadap semua permasalahan serta pertanyaan prospek maupun pelanggan.
- Pasar Global
Internet telah menjembatani jurang pemisah geografis, melalui hubungan yang terjalin di dunia maya. Melalui internet memudahkan PR untuk berkomunikasi dengan pasar global yang ada diseluruh dunia dengan biaya yang cukup murah
- Interaktif
Internet adalah media yang sangat interaktif. Feedback dengan mudah didapatkan melalui media sosial yang digunakan oleh PR. Sehingga, dari feedback yang didapatkan, PR dapat mengetahui dan menganalisis apa yang diinginkan oleh target audiens yang dituju.
- Komusikasi Dua Arah
Komunikasi dua arah terjalin antara organisasi atau instansi dengan publiknya. Melalui cyber PR dapat membangun hubungan yang kuat dan bermanfaat. Dimana, hal tersebut tak dapat langsung dilakukan melalui media offline.
- Ekonomis
Melalui Cyber PR dapat membantu suatu instansi atau organisasi untuk menghemat biaya, pasalnya tak lagi dibutuhkan biaya cetak yang terhitung mahal.
Dari Kacamata online marketing dan PR, kehadiran social media seperti facebook sangatlah berguna bagi perusahaan maupun konsumen, social media marketing dan public relation ini tidak di dominasi oleh karyawan atau internal perusahaan, tapi di dominasi oleh konsumen untuk mempermudah konsumen memberikan kritik dan saran kepada perusahaan. Social Media Marketing and PR adalah upaya memanfaatkan secara komersial para pecinta merek atau perusahaan untuk mempromosikan diri mereka melalui berbagai jalur social media. Social Media Marketing and PR adalah sebuah kolaborasi massal, orkestra publik di dunia maya, yang pada dasarnya saling memberi dan menerima informasi.
Tujuan utama dari Social Media Marketing and PR adalah melibatkan konsumen dalam sebuah percakapan maya yang saling memberikan nilai tambah buat kedua belah pihak, baik konsumen maupun produsen. Marketing dan Public relations mulai dengan menjelaskan permasalahan atau mempromosikan produk mereka melalui sosial media, kemudian konsumen akan memberikan kritik dan saran. Hal ini dapat dikatakan cukup efektif untuk mempromosikan produk ataupun untuk mengcover krisis yang sedang dihadapi perusahaan, karena konsumen dapat berinteraksi dengan perwakilan produsen secara cepat dan terus menerus. Menurut Tasner ada 4 kunci dari web 2.0 yang membuat marketing diuntungkan, yaitu:
- Keberadaan jejaring sosial seperti Facebook, LinkedIn, dan MySpace memungkinkan orang hadir bersama dan berbagi ide, pikiran, dan komentar. Ini mengubah padigma periklanan misalnya, dari yang bersifat satu arah menjadi dua arah, karena publik tidak akan begitu saja memahami apa yang disampaikan merek kepada mereka.
- Sosial media seperti YouTube, Scribd, dan Flickr telah menjadi tempat di mana orang dapat berbagi konten dengan dunia disertai dengan harapan bisa membangun dan menyebarkan awareness.
- Konten yang dibuat oleh pengguna (User-generated content) di mana pengguna dapat membuat, mengelola, dan memperbarui informasi yang memicu kelahiran berbagai macam bentuk diskusi melalui Web 2.0. Ini ditandai dengan munculnya Squidoo, blog, dan Wikipedia.
- Kelahiran berita sosial dan bookmarking telah memungkinkan pengguna untuk mengorganisasaikan Web pengalaman mereka sendiri. Contohnya adalah Digg, Delicious, dan StumbleUpon.
Jika di era 1.0 konsumen belum pernah merasakan perhatian dari perusahaan atau instansi dengan adanya percakapan 2 arah melalui era 2.0 lama kelamaan konsumen dan masyarakat luas mulai merasa tersentuh, atau dalam arti kata lain web 2.0 memiliki kemudahan, keefiseenan waktu, serta menaikan kualitas interaksi, dan keterbukaan yang terkotak. Marketing 2.0 berbasiskan emotional intelligent: Sentuhlah hati customer. Meski suatu produk lebih mahal dibanding yang lain, tapi tetap dipilih konsumen, sebab ia sudah memiliki ikatan emosional dengan produknya.
Berikut adalah tabel perbedaan PR 1.0 dan PR 2.0, sebagai berikut :
Marketing 1.0: Product-centric Marketing
Marketing 2.0: Customer-oriented Marketing
Objektif Perusahaan
Menjual produk
Memuaskan dan membuat konsumen loyal
Pemicu Arus Pergerakan
Industrial Revolution
Teknologi informasi dan komunikasi
Bagaimana Perusahaan Melihat Konsumen
Mass buyers dengan kebutuhan fisik
Konsumen yang memiliki rasional dan emosional
Dari tabel perbedaan diatas kita dapat melihat bahwa PR 2.0 memiliki peranan yang lebih praktis. PR 1.0 sangat bergantung pada seorang perantara yang disebut reporter, wartawan, editor dalam menyampakan pesan-pesan korporat untuk ditayangkan di media cetak guna membangun citra perusahaan. PR 2.0 membuat semunya terkesan praktis dengan hasil yang maksimal, dan membuat pesan dapat langsung mengenai target sasaran, yang dapat dilakukan kapan saja, sekalipun pada saat yang paling genting, dan dari segi biaya PR 2.0 jauh sangat hemat dibandingkan PR 1.0.
Sumber :
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI