Mohon tunggu...
Nurhayati
Nurhayati Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis biasa

Penulis biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aktivis Min Haitsu La Yahtasib

21 Agustus 2024   19:34 Diperbarui: 21 Agustus 2024   19:35 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokpri from Alridi

Pendidikan tidak selalu tentang belajar di dalam kelas, pendidikan bisa kita raih di mana pun kita berada hanya dengan modal rasa keingintahuan yang tinggi, semangat dan antusiasme dalam belajar, tak perlu merasa bahwa biaya pendidikan yang tinggi menghambat cita cita kita.

Ingat, zaman modern menuntut kita untuk mengetahui banyak hal dan jika kita tidak bisa menyesuaikan maka siap-siap untuk di tenggelamkan. Dan kemauan bukan datang dari lingkungan, kerabat atau orang tua, kemauan hadir dari dalam diri dan bertindak dengan menggunakan nurani, memposisikan hati sebagai pijakan eksekusi. 

Hadirnya kemauan tentu melalui sebab akibat, kita bisa memposisikan diri sebagai objek dan tidak apatis terhadap sosial dan lingkungan. 

Kemauan yang tinggi telah mengantarkan mahasiswa sebagai penggerak perubahan pada tahun 1998, di mana aksi ini merupakan monumental karena telah berhasil memaksa Soeharto untuk turun dari jabatan presiden selama 32 tahun lamanya. 

Sumber gambar: dokpri
Sumber gambar: dokpri

Gerakan mahasiswa ini di picu oleh adanya krisis moneter di Asia  dan memberikan tuntutan untuk melaksanakan amendemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menghapus dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, melaksanakan otonomi daerah seluas-luasnya, menegakkan supremasi hukum, dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. 

Itulah mengapa mahasiswa masa lalu menjadi ujung tombak perubahan, mereka acap kali hadir sebagai pendorong reformasi dan ikut berpartisipasi aktif dalam memberikan gagasan, argumentasi yang menguat fakta dan tanpa embel-embel politik apapun baik itu regional, nasional maupun internasional.

 Kita bisa banyak melihat tokoh penggerak berasal dari kalangan pelajar pemuda, lihatlah sendiri di google ataupun media sosial sangat banyak, jangan malas-malas, luangkan waktu untuk mengetahui arti perjuangan zaman penjajahan, orde lama dan orde baru. 

Kaitkan dengan mahasiswa masa kini atau minimal kita sendiri sudah sampai mana persamaannya, jauh? Atau sama? Jika masih kurang jelas dan kurang paham baiklah mari kita merenung..

Setidaknya secara jelas sudah di tulis ada sekitar 18 nawa dosa jokowi  yang dirilis majalah tempo minggu lalu, bagaimana mungkin adanya dinasti politik dan oligarki, runtuhnya sistem pendidikan, TNI di ranah sipil hingga pelemahan institusi demokrasi tidak memicu adanya demo besar-besaran, tidak ada gerakan sebesar reformasi, kemana simpul simpul intelektual hari ini ? 

Apa mungkin sudah terkontaminasi dengan embel-embel politik? Yang memang kita ketahui ada banyak organisasi yang awalnya satu kesatuan menjadi terpecah belah hingga tidak lagi mempersatukan kekuatan karena sudah beda tuan dan beda kepentingan. Atau memang sudah tidak perduli dengan substansi dan hanya mementingkan eksistensi, berfoto ria pada saat demonstrasi menjadi trendi masa kini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun