Mohon tunggu...
Nurhalimah
Nurhalimah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Memento mori

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bahasa-bahasa di Indramayu, Krisis Identitas antara Jawa atau Sunda

28 Desember 2020   17:05 Diperbarui: 30 Desember 2020   17:50 9550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Islamic Center Syekh Abdul Manan Kabupaten Indramayu (foto:Nurhalimah)

Indramayu, 26 Desember 2020 -- Jawa Barat adalah provinsi yang dikenal sebagai daerah yang mayoritas masyarakatnya menggunakan Bahasa Sunda untuk berkomunikasi di kehidupan sehari-hari. Kota-kota di Jawa Barat seperti Bandung, Tasikmalaya, Subang, Purwakarta dan beberapa kota lainnya menggunakan Bahasa Sunda, Indramayu dan Cirebon yang juga merupakan kota di Jawa barat seolah olah terasingkan dan berbeda dari kota-kota lainnya, hal ini terjadi karena mayoritas masyarakat yang tinggal di Indramayu dan Cirebon menggunakan Bahasa Jawa. Kendati demikian, nyatanya ada beberapa daerah di Indramayu yang menggunakan Bahasa Sunda untuk berkomunikasi.

Kabupaten Indramayu yang biasa disebut sebagai "kota mangga" adalah salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat. Banyak orang yang beranggapan bahwa Bahasa yang dipakai oleh orang-orang Indramayu adalah Bahasa Jawa.

Hal ini bisa dibuktikan jika kalian melakukan pencarian di mesin pencarian Google tentang kota-kota di Jawa Barat yang menggunakan Bahasa Jawa untuk berkomunikasi, pasti di beberapa artikel akan muncul kota Indramayu dan kota Cirebon sebagai 2 kota yang menggunakan Bahasa Jawa. 

Padahal pada kenyataannya, Kabupaten Indramayu tidak semuanya menggunakan Bahasa jawa, ada beberapa daerah di Indramayu yang menggunkan Bahasa Sunda untuk berkomunikasi, beberapa daerah tersebut adalah Dusun Karangjaya di Kecamatan Anjatan, Kecamatan Gantar, beberapa wilayah di kecamatan Haurgeulis, Desa Ilir, Bulak, dan Parean Girang di Kecamatan Kandanghaur, serta Desa Lelea dan Tamansari di Kecamatan Lelea.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Indramayu memiliki dua bahasa yakni Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa. Faktor pertama adalah Georgrafis, secara geografis Indramayu terletak di bagian utara provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa, Indramayu juga terletak dekat dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Kuningan, dimana kedua kota tersebut merupakan kota yang berbahasa sunda. 

Jadi, faktor tersebut bisa menjadi kemungkinan mengapa Indramayu menggunakan bahasa sunda. Faktor kedua adalah faktor sejarah, beberapa imigran dari tanah sunda asli berpindah ke beberapa daerah di Indramayu sehingga menyebabkan beberapa wilayah di Indramayu tersebut bisa menggunakan bahasa sunda.

Bahasa Sunda yang digunakan oleh beberapa daerah tersebut memiliki jenis-jenis Bahasa Sunda yang berbeda. Bahasa Sunda jenis pertama adalah Sunda priangan, sunda jenis ini digunakan di Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Gantar, Desa Cikawung di Kecamatan Terisi (yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Sumedang), dan Blok Karangjaya di Desa Mangunjaya di Kecamatan Anjatan, sedangkan jenis lainnya adalah Sunda fase baru yang digunakan di beberapa daerah di Indramayu. 

Pada zaman ini, bahasa sunda yang digunakan dibeberapa daerah sudah tidak lagi murni bahasa sunda asli, dalam percakapan sehari-hari, bahasa sunda sudah tercampur dengan bahasa jawa, sehingga jika orang Indramayu dihadapkan untuk berkomunikasi dengan orang yang berasal dari daerah berbahasa sunda asli, terkadang orang tersebut akan kesulitan untuk memahami satu sama lain.

Jika kita melihat ke Dusun Karangjaya yang terletak di Kecamatan Anjatan, daerah tersebut menggunakan Bahasa Sunda priangan karena disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut. 

Faktor pertama adalah faktor sejarah dimana ada seorang imigran dan keluarganya dari tanah sunda yang menjadi orang pertama yang menempati dusun tersebut, menurut salah seorang sepuh yaitu nenek Sanih (70) yang tinggal di Dusun Karangjaya, awal  mula sebuah keluarga berpindah tempat disebabkan karena pada saat zaman penjajahan Belanda, keluarga tersebut mencari tempat yang aman untuk ditinggali, dan mereka memiih Dusun Karangjaya karena dulunya daerah tersebut merupakan hutan belantara yang tidak memiliki penghuni satupun, setelah sekian lama tinggal, mereka mulai mendirikan perkebunan dan juga sawah sebagai sarana untuk menyambung kehidupan mereka, keluarga tersebut melahirkan banyak keturunan dan berlanjut sampai zaman ini, sehingga tak heran jika keturunan-keturunan dari imigran tersebut pada tahun 2020 ini masih memiliki sawah dan kebun yang cukup luas yang diwariskan oleh nenek moyang mereka dan menjadi keluarga-keluarga yang murni memiliki darah sunda asli. 

Selain karena faktor sejarah, ada faktor lain yang menjadi alasan kenapa dusun tersebut bias menggunakan Bahasa Sunda, faktor lainnya adalah faktor wilayah, Dusun Karangjaya terletak dekat dengan perbatasan Kabupaten Subang. 

Faktanya, ada satu hal lagi yang membuat dusun ini terdengar unik, yaitu dusun tersebut tidak benar-benar teletak di perbatasan antara Kabupaten Subang dan Indramayu, ada beberapa dusun yang menjadi penengah antara perbatasan dan Dusun Karangjaya, tetapi dusun-dusun yang benar-benar teletak di dekat perbatasan tidak menggunakan Bahasa Sunda melainkan Bahasa Jawa, sedangkan Dusun Karangjaya yang terletak setelah dusun-dusun tersebut menggunakan Bahasa Sunda untuk berkomunikasi sehari-hari.

Setelah ditilik kembali, Kabupaten Indramayu tidak menggunakan Bahasa Jawa sepenuhnya, karena ada beberapa daerah yang menggunakan Bahasa Sunda untuk berkomunikasi. Indramayu seolah mengalami krisis identitas untuk menyatakan bahasa asli mereka, keberadaannya yang terletak di Jawa Barat seolah menjadi hal yang aneh karena terletak di antara kota-kota yang berbahasa sunda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun