Faktor pertama adalah faktor sejarah dimana ada seorang imigran dan keluarganya dari tanah sunda yang menjadi orang pertama yang menempati dusun tersebut, menurut salah seorang sepuh yaitu nenek Sanih (70) yang tinggal di Dusun Karangjaya, awal  mula sebuah keluarga berpindah tempat disebabkan karena pada saat zaman penjajahan Belanda, keluarga tersebut mencari tempat yang aman untuk ditinggali, dan mereka memiih Dusun Karangjaya karena dulunya daerah tersebut merupakan hutan belantara yang tidak memiliki penghuni satupun, setelah sekian lama tinggal, mereka mulai mendirikan perkebunan dan juga sawah sebagai sarana untuk menyambung kehidupan mereka, keluarga tersebut melahirkan banyak keturunan dan berlanjut sampai zaman ini, sehingga tak heran jika keturunan-keturunan dari imigran tersebut pada tahun 2020 ini masih memiliki sawah dan kebun yang cukup luas yang diwariskan oleh nenek moyang mereka dan menjadi keluarga-keluarga yang murni memiliki darah sunda asli.Â
Selain karena faktor sejarah, ada faktor lain yang menjadi alasan kenapa dusun tersebut bias menggunakan Bahasa Sunda, faktor lainnya adalah faktor wilayah, Dusun Karangjaya terletak dekat dengan perbatasan Kabupaten Subang.Â
Faktanya, ada satu hal lagi yang membuat dusun ini terdengar unik, yaitu dusun tersebut tidak benar-benar teletak di perbatasan antara Kabupaten Subang dan Indramayu, ada beberapa dusun yang menjadi penengah antara perbatasan dan Dusun Karangjaya, tetapi dusun-dusun yang benar-benar teletak di dekat perbatasan tidak menggunakan Bahasa Sunda melainkan Bahasa Jawa, sedangkan Dusun Karangjaya yang terletak setelah dusun-dusun tersebut menggunakan Bahasa Sunda untuk berkomunikasi sehari-hari.
Setelah ditilik kembali, Kabupaten Indramayu tidak menggunakan Bahasa Jawa sepenuhnya, karena ada beberapa daerah yang menggunakan Bahasa Sunda untuk berkomunikasi. Indramayu seolah mengalami krisis identitas untuk menyatakan bahasa asli mereka, keberadaannya yang terletak di Jawa Barat seolah menjadi hal yang aneh karena terletak di antara kota-kota yang berbahasa sunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H