Setiap libur atau ada waktu senggang kami mengajak anak-anak ke Gramedia untuk mencari komic atau buku bacaan yang di sukai oleh anak-anak.  Sebagaimana yang kita pahami buku di Gramedia harganya so amazing.  Pulang dari Gramedia minimal anak-anak kami membeli satu buku. Waktu kelas satu dan TK Sayyid malas belajar apalagi membaca.  Maunya dia hanya main saja tidak mau belajar dan membaca.  Setelah kelas IV  SDIT baru kelihatan suka membaca.  Sayyid Pengennya dibelikan buku komic dan buku cerita kalau kami dari luar kota  atau dari tempat yang jauh dari rumah.
 Sayyid suka mengoleksi komic dan cerita Nabi.  Sudah banyak komic dan buku yang dia punya.  Berawal dari suka membaca komic dia memiliki bakat  bisa membuat animasi dan komic di buku tulis dia.  Lumayan banyak gambar yang dia buat dan komic yang sudah dia create.  Bakat ini dilihat oleh sepupunya sehingga dia dibelikan pensil untuk menggambar animasi dan membuat komic.  Sayyid tipe anak yang tidak mau di suruh.  Ketika dia  mau untuk melakukan apa yang dia suka dia akan  focus untuk melakukan itu dan akan bertanggung jawab penuh terhadap apa yang dia lakukan dan dia inginkan.
Sayyid memiliki banyak teman di sekitar rumah.  Dia suka bergaul  dengan  teman sebayanya.  Setiap kami ajak ke Masjid- masjid untuk sholat taraweh dia akan mendapatkan teman baru.  Kami membiasakan dan menanamkan cinta Masjid pada Sayyid dan Maryam adiknya. Dia suka mengajak teman-temannya  ke rumah. Â
Di rumah banyak saja yang dilakukan  bersama temannya.  Kegiatan yang dilakukan nya kadang-kadang membuat percobaan dan bermain bersama mereka.  Setelah bosan dia akan mengeluarkan koleksi bukunya ke teras rumah yang serba sederhana.  Buku --buku itu akan diletakkan dibangku karena rak pesanan dia belum juga di dapat sampai saat ini.  Teman temannya akan duduk lesehan dilantai sambil membaca buku dan buku cerita yang dia punya meski terkadang duduk tanpa alas.Â
Sudah lama Sayyid dan Maryam menginginkan  koleksi buku dan komic yang banyak dan memiliki rak yang bagus seperti di Gramedia( Keinginan). Dia menyebut  corner bacaan dia sebagai lapak bacaan Diplomat.  Lapak bacaan ini dibuka suka-suka dia saja.  Kadang --kadang dia bawa buku-buku tersebut ke tenda bermain, kadang kadang dibawa ke ruang tamu.  Aktifitas  Sayyid ini cukup disukai oleh teman-temannya.Â
 Lapak bacaan Diplomat  ini lumayan menjauhkan Sayyid dan teman-temannya  dari ketergantungan gaway .  Gaway ini sangat lumayan luar biasa dampaknya pada psikologi dan kesehatan mental anak serta mata anak.  Basically Syyid minta dibelikan HP dengan menggunakan uangnya sendiri agar di loloskan keinginannya. Â
Sebagai orang tua kami mencoba memberikan edukasi yang tentunya tidak langsung mengatakan tidak boleh membeli HP. Â Sepenggal percakapan kami berdua sebagai berikut
U: Bun belikan aku HP ya
B: Â Untuk apa HP buat kamu nak?
U: Teman-temanku punya HP masak aku tidak punya bun. Aku beli HP pakai uangku sendiri kok bun. Uangku sudah lebih dari cukup untuk membeli HP kayak teman-temanku.
B: Kamu bisa membeli  HP jika sudah khatam alquran ya nak!
U:  (Terdiam beberapa saat) Mereka kok boleh  sama orang tuanya  dan mereka  belum khatam Alquran.
B:  Orangtua  mereka  belum paham apa pentingnya HP buat anak seusia kamu.
U:  Untuk mengerjakan  tugas  dari sekolah aku bun.
B:  Mengerjakan tugas  kan bisa menggunakan HP bundo atau abi.  Lagipula sekarang kan sudah tatap muka tidak daring lagi nak.  Kamu mulai belajar ya nak mana yang lebih penting atau tidak dalam memiliki barang. Belajar bersabar Ok
U: Oh begitu  bun ( wajah masih kurang puas)
Sebagai orang tua kami mencoba memberikan penjelasan yang bisa dicerna oleh fikiran anak seusia mereka dengan pelan-pelan.  Terkadang diperlukan sikap tegas dengan tetap memberikan penjelasan yang baik  dan mudah dipahami oleh mereka
 Yuk mari sama --sama kita edukasi anak dan mari kita explore bakat anak kita  dari dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H