Mohon tunggu...
Nurhasanah
Nurhasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulislah dengan hati, karena tulisan yang bernyawa tidak ditulis hanya dengan tangan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mitos Seputar Daging Kurban, Ibu-Ibu Wajib Tahu Nih!

29 Juni 2023   23:21 Diperbarui: 29 Juni 2023   23:30 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WWW.CANVA.COM//NURHASANAH

MITOS SEPUTAR DAGING KURBAN. IBU-IBU WAJIB TAHU NIH..

Berdasarkan sidang isbat Kementrian Agama (18/06/2023) tentang penentuan awal bulan Dzulhijjah, Hari Raya Idul Adha di tahun 1444 H jatuh pada hari Kamis (29/06/2023). Momentum Idul Adha bukan hanya sebatas perayaan semata, lebih dari itu Hari Raya Idul Adha mengingatkan kita pada sejarah Islam tentang pengorbanan Nabi Ibrahim yang mengajarkan manusia tentang kepatuhan dan keimanan kepada Allah SWT. Umat Muslim di seluruh dunia memperingati peristiwa ini dengan melaksanakan ibadah salat Idul Adha, menyembelih hewan kurban seperti domba, kambing, atau sapi. Para panitia akan disibukkan dengan proses penyembelihan serta membagikan daging kurban tersebut kepada yang membutuhkan.

Nah Kompasianer.. siap-siap ya untuk beberapa hari kedepan menu makanan kita tidak akan jauh-jauh dari berbagai olahan daging kurban, betul tidak? Namun disamping itu tak jarang di masyarakat muncul mitos-mitos yang tak menentu seputar daging kuban. Salahsatunya mitos tentang daging kurban yang akan terasa kesat saat di makan. Gimana, kompasianer pernah mendengarnya? Sebenarnya mitos tersebut dapat dirasionalkan bukan karena dikaitkan dengan hal-hal mistis yang tidak jelas rujukannya, akantetapi dilihat dari segi karakteristik maupun dari cara pengolahan daging kurban itu sendiri yang menyebabkan daging terasa kesat bahkan hambar saat dimakan.

Menurut pendapat Dokter hewan dan pengguna Quora, Hendra Prasetya ada beberapa hal yang membuat daging terasa kesat ataupun alot saat dimasak, diantaranya dipicu dari kadar marbling daging lokal termasuk sangat rendah. Marbling adalah jaringan lemak intramuskuler yang berada di sela-sela serat otot. Kadar marbling menjadi salah satu indikator kualitas daging. Inilah yang menjadikan daging sapi lebih empuk. Ciri khas daging sapi premium adalah keberadaan marbling ini, Hendra Prasetya juga mengatakan kalau daging sapi lokal memiliki sedikit marbling, karena sapi dipelihara dengan bebas. Mereka makan dengan merumput dan lebih sering bergerak, jadi kuantitas marbling pada jaringan ikatnya makin berkurang.  Sedangkan sapi pedaging premium diberi pakan dari dalam kandang. Mereka sangat jarang bergerak sehingga kadar marbling-nya tinggi, dikutip dari laman © unsplash.com/Edson Saldaña. (29/06/2023)

Selain dari karakteristik hewan itu sendiri, cara pengolahan dagingnya pun dapat mempengaruhi kualitas daging kurban yang kita masak lho. Berikut beberapa tips agar daging kurban tidak terasa kesat ataupun alot saat dimasak:

  • Gunakan nanas untuk marinasi. Cara yang dapat dicoba untuk mengempukkan daging kurban adalah melakukan marinasi menggunakan nanas. Adapun, marinasi adalah proses perendaman daging dalam suatu larutan yang mengandung beberapa bahan. Nanas mengandung zat asam dalam jumlah tinggi. Sebelum dimasak, pastikan daging kurban sudah dibersihkan lalu haluskan nanas. Jika sudah, campurkan daging kurban dengan nanas lalu biarkan keduanya selama 30 menit sebelum dimasak.
  • Lumuri garam untuk marinasi. Selain menggunakan nanas, daging kurban dapat dimarinasi dengan menggunakan garam karena bahan ini dapat memecah serat otot daging tanpa merusak rasanya. Caranya cukup dengan melumuri garam pada permukaan daging kurban lalu didiamkan selama 1-2 jam. Jika sudah, bilas dan tepuk-tepuk permukaan daging kurban sampai kondisinya kering.
  • Rebus daging kurban dengan metode 5-30-7. Teknik memasak yang tepat juga dapat membantu mengempukkan daging kurban supaya tidak terasa kesat. Metode 5-30-7 mungkin sudah tidak asing di telinga kita, metode ini pada prakteknya yaitu daging dimasak selama 5 menit lalu api kompor dimatikan sambil panci ditutup rapat. Daging dibiarkan selama 30 menit lalu api kembali dinyalakan untuk merebus daging selama 7 menit lagi. Teknik perebusan seperti ini ternyata bisa jauh lebih efektif daripada merebus daging secara terus-terusan dengan api besar untuk waktu yang lama. Selain hasilnya lebih efektif, cara ini juga paling disukai karena bisa jauh lebih hemat.
  • Gunakan Teknik Potong Serat. Teknik pemotongan daging tentunya memiliki pengaruh pada tingkat kealotan daging. Daging yang memiliki serat yang panjang, maka akan semakin alot dan susah untuk dimakan, ketika seratnya pendek maka akan semakin mudah untuk dikunyah dan dicerna.  Jadi usahakan saat proses pemotongan daging harus tepat di bagian seratnya sehingga serat daging jadi lebih pendek.

Nah kompasianer, itulah beberapa tips yang dapat dilakukan dalam pengolahan daging, Semoga bermanfaat dan bisa menepis mitos bahwa daging kurban itu kesat dan hambar saat dimakan karena dikaitkan dengan hal-hal mitos.

Salam sehat… makanlah daging kurban dengan bijak, perbanyak minum air putih, dan yang terpenting tetap barengi dengan konsumsi makanan sehat lainnya seperti buah dan sayuran. Selamat merayakan Hari raya Idul Adha 1444 H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun