Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... Guru - Menyelami dan meneladani makna kehidupan

Yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berdakwah Ala Cak Kus (KH Kuswaidi Syafi'ie)

29 Januari 2020   22:03 Diperbarui: 29 Januari 2020   22:16 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lokasi Cafe Basabasi--dokpri

Lajimnya yang kita kenal dan kita dengar bahwa menyiarkan ajaran-ajaran Islam itu dilaksanakan di Masjid-Masjid, Musholah-Musholah atau lembaga-lembaga keagamaan lainnya. Cara tersebut bukan dikatakan kaku atau kolot. Namun dengan berkembangnya teknologi dan semakin dinamisnya pemikiran.

Maka langkah-langkah serta strategi untuk berdakwah itu tidak melulu di masjid atau sejenisnya. Berdakwah bisa dilakukan diberbagai tempat dan dalam  kondisi bagaimanapun. Contohnya seperti di Cafe, tempat para muda mudi berkumpul untuk melakukan segala aktivitas baik sekedar untuk menghabiskan waktu libur atau datang untuk mengerjakan tugas kuliah. 

Siapa yang tidak mengenal KH. Kuswandi Syafi'ie, yang akrab dengan nama Cak Kus, dikalangan mahasiswa Yogyakarta, nama beliau tidaklah asing lagi. Karena gaya beliau yang cukup modernis dalam mensiarkan ajaran-ajaran Islam, yaitu dengan hadir langsung diCafe-Cafe tempat anak muda nongkrong. Ini mungkin langkah yang agag menggelitik dimata para misionaris tradisional, karena cara beliau berdakwah cukup anak muda bangat, namun tidak mengurangi sedikitpun nilai-nilai keislaman. 

Senandung cinta itulah tema umum yang sering beliau sampaikan dari Cafe satu ke Cafe yang lain. Sebenarnya pembahasan yang beliau sampaikan cukup berat karena berbicara tentang tasawuf dan mungkin akan sedikit mengundang rasa ngantuk, serta yang terbesit bahwa kalau sudah dengar tasawuf pasti yang terlintas, dalam pikiran pembahasannya sangat berat.

Namun berkat kreativitas Cak Kus dalam menyajikan setiap sub pembahasan maka akan menjadi lebih menarik, dengan diselingi disela-sela, penyajian materi dengan qosidah maka tidak akan membuat para pendengar mengantuk dan tidak bosan. Sepintas tema umum itu akan dimaknai sebagai cinta horizontal ataupun cinta antara lawan jenis, padahal inti yang beliau ajarkan itu bagaimana menjalin kasih bersama sang Rahman dan Maha Rahim.

Dengan di iringi qosidah yang sangat modern dan  menggugah, serta syair-syair cinta yang membawa diri kita untuk berlarut dalam renungan. Maka tidaklah heran jamaah yang datang, setiap beliau mengisi pengajian adalah anak muda dengan gaya yang berbagai macam. Mulai dari anak sarungan sampai abangan, namun esensi kehadiran pemuda dengan berbagai ciri tersebut untuk menimba ilmu dari Cak Kus. 

Jadi yang sedang berada di Yogyakarta jangan sampai ketinggalan menimba ilmu bersama beliau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun