Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... Guru - Menyelami dan meneladani makna kehidupan

Yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Book Review | Mendakwahkan Smiling Islam, Dialog Kemanusian Islam dan Barat

17 Desember 2019   12:19 Diperbarui: 17 Desember 2019   12:35 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Padahal diantara sesama manusia barat di Eropa maupun di AS nampaknnya banyak ketegangan yang diabaikan Hungton termasuk konflik yang terjadi hingga berlarut-larut antara budaya protestan dan katolik di Irlandia dan konflik-konflik lainnya. (Mas'ud. 2019: 26-268). Arogansi AS  terhadap Iraq berimplikasi terhadap hubungan dunia barat. kesewenangan yang dilakukan Bush sebagai presiden AS pada saat itu yang memerintahkan untuk melakukan pengeboman terhadap rakyat Iraq yang tak berdosa terus dilangsungkan. Argumen Bush bahwa kekuatan koalisi akan menjadi liberator penyelamat Iraq, menurut penulis sendiri merupakan argumen murahan dari penjajah serta imperialis yang harus ditolak oleh dunia, bukan hanya oleh dunia Islam. (Mas'ud, 2019: 272-273)

Untuk menciptakan generasi yang humanis serta cinta akan alam penulis menawarkan suatu gagasan pendidikan lingkungan berwawasan lingkungan. Dengan mengambil perbandingan lingkungan barat sebagai perumpamaan. Dalam pembahasan ini penulis mengambil perbandingan pendidikan berwawasan lingkungan yang ada di AS, Karena pada kenyataannya pelaksanaan ajaran lingkungan hidup yang sehat yang justru sering ditemukan di negara-negara maju yang notabene non Islam. 

Pendidikan US adalah pendidikan yang mendorong anak didik mampu memahami lingkungan dengan penyajian materi pelajaran yang rasional. Alam dan lingkungan bagi masyarakat barat merupakan kelas terbuka untuk belajar, adapun dampak positif dari pandangan ini adalah alam dipandang sebagai themother nature. Sistem pendidikan barat tidak memanjakan anak. maka mereka tidak merasa dimanjakan oleh alam. Sebaliknya berbeda dengan di Indonesia dimanjakan oleh alam sehingga anak didik kurang mempelajari fenomena alam dan dimanjakan oleh budaya agrari. (Mas'ud, 2019: 304)

* Sebuah Refleksi Pembelajaran

Dari beberapa pembahasan yang ada di buku prof Mas'ud, mengajak kepada setiap pembaca untuk menjadi muslim moderat yang humanis dan juga haus akan ilmu pengetahuan, serta mewartakan kepada setiap pembaca sisi lain tentang dunia barat seperti AS yang dikenal kebanyakan orang atau kalangan fundamentalis sebagai negara jahiliyah moderen. Namun penulis sendiri telah membuktikan bahwa belajar dibarat tidak menjadikan penulis terbaratkan, tapi menjadi seorang muslim yang moderen tidak harus menghadirkan sisi barat dalam diri, namun menjadi seorang muslim moderen tidak harus kehilangan keimanan Islam. 

Dalam dialetika penulis menawarkan sebuah pola moderet yang dimana berangkat dari rasa saling menyempurnakan. Pola yang digunakan penulis sendiri dalam mengambarkan suatu hubungan adalah kearifan Islam sebagai bagian dari kearifan timur serta kreativitas barat. Sehingga menjadi sebuah konsep saling menyempurnakan. Jika kearifan identik dengan sebuah nilai spiritualitas dan budaya maka kreativitas identik dengan akal, teknik serta peradaban.

Strategi kekeluargaan yang digunakan penulis dalam mendakwahkan Islam ramah kepada koleganya membuktikan bahwa penulis telah menghadirkan nilai-nilai humanistik. Gagasan pendidikan  Islam yang ramah juga merupakan bagian dari usaha penulis dalam memberikan suatu paradigma baru dalam pendidikan Islam yaitu humanisme religius. Tentu dalam usaha mengambil perumpaan AS sebagai kiblat pendidikan yang berwawasan lingkungan bukan bermaksud westernisasi ataupun amerikanisasi. 

Upaya tersebut sebagai langkah untuk merekunstruksikan pendidikan Islam,yang setelah abad pertengahan terjadi dikotomi yaitu adanya pemisahan antara pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Jadi dalam buku ini pada intinya tidak hanya menceritakan tentang perjalanan hidup penulis sendiri namun syarat akan nilai pembelajaran yang kaya pengetahuan untuk mahasiswa maupun masyarakat umum tentang dunia Islam dan dunia barat. 

Keberanian penulis dalam memberikan kritik terhadap kaum orientalis dan kebrutalan Bush dalam memborbardir negara Islam adalah suatu bukti ketidak barat-baratanya penulis. Selain itu solusi konkrit yang ditawarkan penulis dalam memecahkan segala mispersepsi baik terhadap agama  maupun budaya yaitu dengan melakukan dialog, sebagai suatu hubungan yang setara antara Islam dan barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun