Pendidikan secara universal hadir sebagai upaya memajukan dan menumbuhkan budi pekerti. Salah satu elemen terpentingnya adalah pendidikan karakter.
Pendidikan karakter merupakan sesuatu hal yang tidak lagi asing bagi dunia pendidikan. Sejak Indonesia merdeka, pendidikan karakter dikenal dengan national character building. Dalam perjalannya, saat ini pendidikan karakter menjadi landasan utama dalam mewujudkan visi besar pembangunan nasional.Â
Hal ini dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) tahun 2005-2025, "Mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan filsafat Pancasila."
Pendidikan karakter belum sepenuhnya diterapkan di dunia pendidikan. Hal ini ditandai dengan peserta didik yang memiliki perilaku menyimpang. Yang dimana pendidikan karakter yang dicanangkan belum sepenuhnya memberikan efek terhadap perannya dalam pembentukan karakter peserta didik, realitasnya banyak yang masih terjadi dikalangan peserta didik seperti tawuran antarpelajar, pergaulan bebas, berbohong, tidak bertanggung jawab, bunuh diri, bahkan penganiayaan antara peserta didik.
Fenomena tersebut mengemuka secara umum di tengah masyarakat. Sehingga menimbulkan suatu kekhawatiran mendalam atas merosotnya moral peserta didik. Salah satu penyebab lemahnya pendidikan karakter ini karena minimnya dukungan lingkungan peserta didik.
Dari permasalahan tersebut, diperlukan strategi yang ampuh untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Selain itu, penting adanya harmonisasi dan kerja sama yang baik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Secara garis besar, tiga pusat pendidikan yang meliputi sekolah, keluarga, dan masyarakat inilah yang akan bertanggung jawab atas terselenggarannya pendidikan terhadap anak-anak didik.
Keluarga merupakan sumber pendidikan pertama bagi anak. Karena anak lahir dan tumbuh dari keluarga. Orang tua berperan sebagai pendidik lewat pemiliharaan, pengasuhan, bimbingan, pembinaan, orang tua juga akan menjadi seorang guru, dan pemimpin untuk anak-anaknya.Â
Anak menyerap norma-norma pada anggota keluarga. Baik ayah, ibu, maupun saudara-saudaranya. Karena itu, peran orang tua sangatlah vital dalam pembentukan karakter anak supaya ia memiliki perangai yang baik.
Sementara itu lingkungan sekolah adalah lembaga pendidikan kedua. Di mana sekolah memegang peran penting karena pengaruhnya sangat besar dalam membentuk jiwa anak. Di samping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun memiliki fungsi sebagai sentral pendidikan untuk pembentukan pribadi anak.