Mohon tunggu...
Nurhasanah Fahrizal
Nurhasanah Fahrizal Mohon Tunggu... Guru - Nama saya Nurhasanah. Saya bekerja sebagai guru di salah satu sekolah swasta di Kota Prabumulih sejak tahun 2010.

Saya tidak memiliki hobi khusus. Namun jika terdapat waktu luang saya akan menghabiskannya bersama keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran PBL dengan Menggunakan Media Video dan Snakes and Ladders game dalam Materi Present Continuous Tense

23 November 2023   21:48 Diperbarui: 23 November 2023   22:00 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Menggunakan Media Video dan Snakes and ladders game dalam Materi Present Continuous Tense

BIODATA PENULIS

Nurhasanah, lahir di kota Prabumulih provinsi Sumatera Selatan pada 26 Juli 1986 sudah memulai pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri 26 Prabumulih pada tahun 1992, meneruskan pendididkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) YKPP Prabumulih pada tahun 1998, kemudian menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negri 2 Prabumulih pada tahun 2001. Setelah 1 tahun  mengetahui pentingnya tingkat pendidikan di dunia kerja utamanya serta dengan dukungan kedua orang tua penulis memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S1 di universitas PGRI Palembang pada tahun 2005 jurusan Pendidikan Bahasa dan seni program study pendidikan Bahasa Inggris. Pada tahun 2009 penulis menyelesaikan kuliah pendidikan S1-nya

Mengajar di lembaga kursus bahasa Inggris selama empat tahun (2006-2011), penulis memulai karir mengajar di SD Swasta Nasional plus Palmkids  Prabumulih sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY) selama lima tahun (2010-2015), dan pada tahun 2015 hingga sekarang penulis menjadi Guru Tetap Yayasan (GTY) di SD Swasta Nasional plus Angelly Prabumulih School.  

PENULIS

BAB 1

PENDAHULUAN

 

Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan teknologi, aktivitas pendidikan pun juga turut mengalami kemajuan dan perubahan. Perubahan yang terjadi membawa banyak dampak positif pada dunia pendidikan  abad 21, kegiatan pembelajaran dapat dilaksankan dimana saja dan kapan saja yang berorientasi pada keaktifan peserta didik dengan melibatkan pengguanaan media teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dan pembelajaran dilaksanakan dengan berbasis High Order Thinking Skill (HOTS). Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan dan keterampilan  dalam mata pelajaran bahasa Inggris  yang berorientasi pada penerapan, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Pembelajaran integrative social memadukan berbagai aspek yaitu aspek sikap (afektif), aspek pengetahuan (kognitif), dan aspek keterampilan (psikomotor).

Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang mencapai standar ketuntasan belajar minimum. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang selama ini penulis lakukan, didapatkan hasil belajar peserta didik yang masih rendah. Hal ini membuat penulis harus mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan. Kendala yang dihadapi penulis diantaranya adalah pemahaman yang masih kurang tentang model-model pembelajaran inovasi. Pembelajaran masih beroreintasi pada kemampuan pengetahuan peserta didik, kurang memaksimalkan kemampuan ketrampilan dan juga pengembangan sikap dari peserta didik. Dalam aspek kognitif pun proses berpikir peserta didik masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi).

Metode pembelajaran juga berpusat pada guru dan tidak berpusat kepada peserta didik sehingga kurang mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Dalam penggunaan sumber belajar, penulis hanya menggunakan buku yang berasal dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Padahal banyak sumber belajar lain yang bisa dimanfaatkan seperti buku-buku lain yang relevan dan bisa juga dari internet. Penggunaan media pembelajaran juga kurang bervariasi sehingga kurang menarik bagi peserta didik.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) sehingga dalam pengembangan kegiatan pembelajaran, penulis seharusnya menggunakan langkah-langkah penyelidikan yang disebut scientific method. Langkah-langkah yang termasuk scientific method dimulai dari mengidentifikasi masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil temuan. Berdasarkan langkah-langkah yang terdapat dalam scientific method tersebut, maka terlihat bahwa scientific method menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam setiap langkahnya.

Pembelajaran berorientasi pada HOTS dilakukan dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Sehingga langkah awal untuk memperbaiki proses belajar yang dilakukan oleh penulis selama ini adalah memperbaiki Modul ajar dengan berorientasi HOTS. Setelah modul ajar diperbaiki, maka penulis melakukan proses pembelajaran di kelas. Selama proses pelaksanaan, penulis juga melakukan evaluasi kekurangan dan kelebihan RPP yang telah dibuat sehingga bisa diperbaiki sesuai kondisi kelas. Selain itu juga diperbaiki teknik penilaiannya.

Setelah melaksanakan pembelajaran sesuai modul ajar berorientasi HOTS serta evaluasinya, hasil belajar peserta didik meningkat. Selama pelaksanaan  pembelajaran peserta didik juga lebih antusias dari biasanya. Untuk itulah penulis perlu menyusun laporan Best Practice pembelajaran berorientasi HOTS dengan metode Problem Based Learning.

BAB II

PEMBAHASAN

Tujuan penulisan Laporan Best Practice ini adalah menjadi motivasi dan solusi dalam melaksanakan pembelajaran. Best practice juga memberikan dampak positif atau perubahan-perubahan/inovasi pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan ke depannya khususnya untuk saya sendiri dan teman sejawat, mengetahui kesulitan belajar peserta didik dan dapat mencari solusi yang tepat.

Best practice memuat pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga bisa memudahkan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.

  • Melakukan identifikasi masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah
  • Mencari alternatif solusi dari berbagai sumber, baik dari literatur, wawancara dengan kepala sekolah, pengawas sekolah, rekan sejawat dan pakar
  • Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi yaitu rendahnya kemampuan literasi peserta didik dalam rapor pendidikan sekolah
  • Perangkat yang disusun adalah RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran dan instrumen penilaian serta instrumen refleksi
  • Pelaksanaan rencana aksi yang dilakukan sebanyak 2 siklus pembelajaran di kelas yang sama
  • Merekam proses pembelajaran yang dilakukan dan mengedit video tersebut sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang dilakukan
  • Melakukan analisis hasil pembelajaran untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran
  • Melakukan refleksi pembelajaran yang sudah dilaksanakan

Adapun capaian pembelajaran yang harus dipenuhi dalam best practice ini adalah pada akhir Fase D ini, peserta didik mampu menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam bahasa Inggris untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam konteks yang lebih beragam dan dalam situasi formal dan informal dalam materi present continuous tense.

Model pembelajaran yang dipilih dalam menyampaikan materi ini adalah Problem Based Learning dengan media video dan snakes and ladders game dengan tujuan:

  • siswa mampu mengidentifikasi kalimat present continuous tense dengan tepat
  • siswa mampu menganalisis kalimat present continuous tense dengan tepat
  • siswa mampu menuliskan kalimat present continuous tense dengan tepat

Berikut langkah-langkah kegiatan dalam model pembelajaran inovatif dengan sintak-sintaknya yang dilakukan dalam best practice.

Kegiatan pendahuluan

Orientasi 

  • Peserta didik mengucapkan salam pembuka.
  • Peserta didik berdoa untuk memulai pembelajaran
  • Guru mengecek kehadiran peserta didik.

Apersepsi 

Mengajukan pertanyaan pemantik “ what are you doing?” yang berkaitan yang akan dipelajari pada pertemuan ini

Motivasi 

Memberikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan dan manfaat) dari apa yang dipelajari pada materi present continuous tense

Pemberian acuan

  • Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
  • Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, metode belajar yang akan ditempuh, teknik penilaian serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

Kegiatan Inti

Fase 1: Orientasi peserta didik pada masalah

  1. Guru memberikan stimulus dengan memutar video tentang kegiatan yang dilakukan saat ini
  2. Selanjutnya mengajukan pertanyaan mengenai gambar melalui PPT (TPACK) tersebut dengan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan Pelajaran yang akan diberikan
  3. Peserta didik mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalamannya.
  4. Guru menuliskan kalimat yang berbentuk present continuous tense
  5. Peserta didik mencermati dan membaca kalimat present continuous tense yang ditampilkan pada PPT guru (TPACK dan Literasi).
  6. Guru meminta peserta didik menemukan pola bahasa yang digunakan dalam present continuous tense (Critical thinking).

 

Fase 2 : 

Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

  1. Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil, setiap kelompok berisi 5 peserta didik (Collaboration)
  2. Peserta didik diajak untuk bermain game snake and ladder untuk memperkuat pemahaman siswa mengenai present continuous tense

Role play:

Step 1 : peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok

Step 2 : kelompok yang mendapatkan giliran akan menekan tombol spinwheel (spinwheel akan menunjukkan angka yang terpilih)

Step 3 : Peserta didik diminta untuk mengambil picture card secara random

Step 4 : Peserta didik akan menebak apa yang sedang dilakukan dalam gambar tersebut dengan menggunakan present continuous tense

Jika SALAH ;peserta didik menebak dengan salah maka mereka akan mendapatkan snakes yang berarti kelompok mereka akan melangkah mundur sebanyak angka yang terpilih dari spinwheel yang diputar sebelumnya.

Jika BENAR; ;peserta didik menebak dengan salah maka mereka akan mendapatkan ladders yang berarti kelompok mereka akan melangkah maju sebanyak angka yang terpilih dari spinwheel yang diputar sebelumnya

Step 5 : kelompok yang pertama sampai digaris finish maka akan menjadi pemenangnya

  1. Peserta didik diberikan masalah tentang present continuous tense di LKPD yang telah disiapkan guru
  2. Peserta didik secara berkelompok mencari informasi untuk mengerjakan soal  pada LKPD (mengasosiasi dan berfikir kritis

Fase 3:

Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

  1. Peserta didik dibimbing oleh guru agar memahami tugas yang diberikan
  2. Peserta didik menyakan hal-hal yang belum dipahami
  3. Peserta didik menyelesaikan LKPD yang diberikan

 

Fase 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi

  1. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka
  2. Peserta didik memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi kelompok lain.

Fase 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah masalah

  1. Peserta didik mengumpulkan LKPD
  2. Peserta didik menerima penilaian atas feedback dari guru atas hasil kerja masing-masing kelompok
  3. Peserta didik mendapatkan penguatan terkait materi present continuous tense

Kegiatan Penutup

  1. Peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan Pelajaran.
  2. Peserta didik menyimak refleksi pembelajaran, manfaat yang diperoleh dengan mempelajari teks prosedur dalam kehidupan sehari-hari
  3. Peserta didik menerima tugas rumah terkait dengan prosedur teks
  4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
  5. Menutup Pelajaran dengan do’a

Media, Alat, Istrument dan Sumber Belajar

Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah :

  • Video dan PPT terkait materi present continuous tense
  • Gambar-gambar kegiatan
  • Proyektor, Laptop, Speaker,Handphone
  • Lembar Kerja Peserta Didik ( LKPD)
  • Buku paket Bahasa Inggris “English Rings Bell”, kamus, dll

Instrumen penilaian yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu:

  • Instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan  jurnal
  • Instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan
  • tes tulis jawaban singkat
  • uraian singkat.

BAB III

HASIL KEGIATAN

Penerapan model pembelajaran problem based learning ini memberikan dampak positif kepada guru dan peserta didik itu sendiri.

Dampak bagi guru

  • Meningkatkan kompetensi guru dalam mendesain pembelajaran yang bermakna, menarik, dan inovatif.
  • Meningkatkan ketrampilan guru dalam mengoperasikan berbagai aplikasi edit yaitu canva.
  • Meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola kelas agar peserta didik selalu aktif dalam pembelajaran.

Dampak bagi peserta didik

  • Peserta didik lebih bersemangat dan aktif saat proses pembelajaran.
  • Peserta didik terlatih dalam mengkomunikasikan hasil dengan tanggungjawab.
  • Hasil pembelajaran peserta didik meningkat
  • Peserta didik mampu menerapkan hasil pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL dengan bantuan media game sangat efektif karena:

  • Peserta didik terlihat lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran
  • Keaktifan peserta didik meningkat terlihat pada saat proses belajar dan diskusi dalam pemecahan masalah
  • Hasil penilaian peserta didik meningkat

Adapun respon-respon terkait dengan strategi yang dilakukan penulis adalah:

  • Kepala sekolah dan rekan sejawat guru memberi penguatan positif untuk selalu menerapkan model dan media pembelajaran yang bervariasi.
  • Peserta didik merasa senang dan bersemangat karena proses pembelajaran menerapkan media yang bervariasi dan menarik sehingga pemahaman tentang materi mudah dipahami.

Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan akan penguasaan guru terhadap media pembelajaran, metode, model dan langkah-langkah pada rencana pelaksaanaan pembelajaran yang sudah dibuat.

Masalah yang Dihadapi serta cara menghadapi masalah

Dalam pelaksanaan best practice ini, penulis mengalami beberapa tantangan. Pada saat pembelajaran akan dimulai, penulis sudah mempersiapkan alat-alat yangakan dipergunakan untuk proses pembelajaran, namun pada saat yang sama terjadi pemadaman listrik. Namun penulis telah mempersiapkan plan B agar tujuan pembelajaran tetap tercapai.

Tantangan selanjutnya yaitu kurangnya kepercayaan diri peserta didik baik dalam bertanya hal-hal yang belum mereka pahami maupun menyampaikan pendapatnya. Dalam hal ini penulis selalu memberikan pertanyaan pemantik yang membuat peserta didik termotivasi untuk aktif dalam belajar.

Kemudian penulis juga mengalami tantangan lain yaitu peserta didik jarang menggunakan bahasa inggris selama pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, penulis akan membiasakan peserta didik untuk bercakap-cakap sederhana atau memberikan instruksi sederhana dengan menggunakan bahasa Inggris di kehidupan sehari-hari mereka

Dalam pelaksanaan best practice ini, pihak-pihak yang terlibat antara lain:

  • Guru berperan sebagai pengajar di kelas
  • Peserta didik berperan sebagai objek/sampel yang digunakan dalam kegiatan ini
  • Rekan sejawat berperan sebagai partner di sekolah yang juga membantu pada saat pelaksanaan Rencana Aksi
  • Kepala sekolah berperan sebagai penanggung jawab dan pengarah serta penasihat saat pelaksanaan rencana aksi dari awal sampai akhir

BAB IV

KESIMPULAN 

 

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

  • Pembelajaran inovatif dengan menggunakan model pembelajaran PBL dengan bantuan media video dan snakes and ladders game layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS karena menciptakan pembelajaran yang bermakna, kreatif dan inovatif yang sesuai dengan indikator materi pembelajaran dan mengikuti perkembangan zaman sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan menyenangkan.
  • Dengan penyusunan modul ajar secara sistematis dan cermat, aktivitas pembelajaran dengan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan pada profil pancasila, literasi, dan kecakapan abad 21

Daftar Pustaka

  • Widiastuti Rini, (2020).The efforts to improve writing skills by using snake and ladder games. English language teaching and English linguistics journal.
  • Buku Bahasa Inggris “When English Rings a Bell” Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, Jakarta : 2017
  • Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi Pada Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi, Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran berbasis zonasi, direktorat Jenderal guru dan tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta : 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun