Mohon tunggu...
Nurhasanah Fahrizal
Nurhasanah Fahrizal Mohon Tunggu... Guru - Nama saya Nurhasanah. Saya bekerja sebagai guru di salah satu sekolah swasta di Kota Prabumulih sejak tahun 2010.

Saya tidak memiliki hobi khusus. Namun jika terdapat waktu luang saya akan menghabiskannya bersama keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran PBL dengan Menggunakan Media Video dan Snakes and Ladders game dalam Materi Present Continuous Tense

23 November 2023   21:48 Diperbarui: 23 November 2023   22:00 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang mencapai standar ketuntasan belajar minimum. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang selama ini penulis lakukan, didapatkan hasil belajar peserta didik yang masih rendah. Hal ini membuat penulis harus mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan. Kendala yang dihadapi penulis diantaranya adalah pemahaman yang masih kurang tentang model-model pembelajaran inovasi. Pembelajaran masih beroreintasi pada kemampuan pengetahuan peserta didik, kurang memaksimalkan kemampuan ketrampilan dan juga pengembangan sikap dari peserta didik. Dalam aspek kognitif pun proses berpikir peserta didik masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi).

Metode pembelajaran juga berpusat pada guru dan tidak berpusat kepada peserta didik sehingga kurang mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Dalam penggunaan sumber belajar, penulis hanya menggunakan buku yang berasal dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Padahal banyak sumber belajar lain yang bisa dimanfaatkan seperti buku-buku lain yang relevan dan bisa juga dari internet. Penggunaan media pembelajaran juga kurang bervariasi sehingga kurang menarik bagi peserta didik.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka perlu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) sehingga dalam pengembangan kegiatan pembelajaran, penulis seharusnya menggunakan langkah-langkah penyelidikan yang disebut scientific method. Langkah-langkah yang termasuk scientific method dimulai dari mengidentifikasi masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil temuan. Berdasarkan langkah-langkah yang terdapat dalam scientific method tersebut, maka terlihat bahwa scientific method menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam setiap langkahnya.

Pembelajaran berorientasi pada HOTS dilakukan dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Sehingga langkah awal untuk memperbaiki proses belajar yang dilakukan oleh penulis selama ini adalah memperbaiki Modul ajar dengan berorientasi HOTS. Setelah modul ajar diperbaiki, maka penulis melakukan proses pembelajaran di kelas. Selama proses pelaksanaan, penulis juga melakukan evaluasi kekurangan dan kelebihan RPP yang telah dibuat sehingga bisa diperbaiki sesuai kondisi kelas. Selain itu juga diperbaiki teknik penilaiannya.

Setelah melaksanakan pembelajaran sesuai modul ajar berorientasi HOTS serta evaluasinya, hasil belajar peserta didik meningkat. Selama pelaksanaan  pembelajaran peserta didik juga lebih antusias dari biasanya. Untuk itulah penulis perlu menyusun laporan Best Practice pembelajaran berorientasi HOTS dengan metode Problem Based Learning.

BAB II

PEMBAHASAN

Tujuan penulisan Laporan Best Practice ini adalah menjadi motivasi dan solusi dalam melaksanakan pembelajaran. Best practice juga memberikan dampak positif atau perubahan-perubahan/inovasi pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan ke depannya khususnya untuk saya sendiri dan teman sejawat, mengetahui kesulitan belajar peserta didik dan dapat mencari solusi yang tepat.

Best practice memuat pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga bisa memudahkan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.

  • Melakukan identifikasi masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah
  • Mencari alternatif solusi dari berbagai sumber, baik dari literatur, wawancara dengan kepala sekolah, pengawas sekolah, rekan sejawat dan pakar
  • Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi yaitu rendahnya kemampuan literasi peserta didik dalam rapor pendidikan sekolah
  • Perangkat yang disusun adalah RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran dan instrumen penilaian serta instrumen refleksi
  • Pelaksanaan rencana aksi yang dilakukan sebanyak 2 siklus pembelajaran di kelas yang sama
  • Merekam proses pembelajaran yang dilakukan dan mengedit video tersebut sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang dilakukan
  • Melakukan analisis hasil pembelajaran untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran
  • Melakukan refleksi pembelajaran yang sudah dilaksanakan

Adapun capaian pembelajaran yang harus dipenuhi dalam best practice ini adalah pada akhir Fase D ini, peserta didik mampu menggunakan teks lisan, tulisan dan visual dalam bahasa Inggris untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam konteks yang lebih beragam dan dalam situasi formal dan informal dalam materi present continuous tense.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun