Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Siklus I dengan Siklus II
Refleksi
Refleksi dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru kelas I, hasil analisis data pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siklus 2, secara umum telah menunjukkan perubahan yang cukup tinggi. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan memahami kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kurang control waktu dan belum memberikan tindak lanjut. Presentase hasil belajar dan partisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat meningkat drastis. Para siswa lebih banyak memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru, lebih bersemangat, dan kreatif. Kemampuan dalam mengeja huruf menjadi suatu kata lebih meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan dalam membaca permulaan. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan. Dari analisis hasil test pada siklus 2 ini diketahui bahwa nilai rata-rata siswa adalah 80,70 dan siswa yang memperoleh nilai di bawah batas KKM sebanyak 7 siswa atau 23%.
Dari penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui test akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas 74,73 dan presentase siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 55%. Atas dasar ketentuan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing siklus, maka pembelajaran membaca permulaan yang menggunakan media gambar yang dilaksanakan pada siklus 2 sudah berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikut.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi membaca permulaan sudah bisa dikatakan berhasil. Hal tersebut terbukti nilai membaca permulaan siswa dari sebelum tindakan sampai pelaksanaan siklus 2 terus meningkat, dan nilai rata-rata kelas pun naik. Semula sebelum tindakan, nilai bahasa Indonesia dengan materi membaca permulaan rata-rata kelasnya hanya 60,41.
Setelah diadakan tindakan, yaitu mengajar dengan menggunakan media gambar, pada siklus 1 nilai rata-ratanya naik menjadi 74,73. Pada siklus 1 ini masih terdapat 14 siswa yang nilainya belum mencapai KKM, maka peneliti melanjutkan penelitian siklus 2. Pada siklus 2 ini, nilai rata-rata kelas naik menjadi 80,70. Maka, tidak dilanjutkan ke siklus 3 karena sudah mencapai 77% siswa yang berhasil. Pada siklus 3 ini, presentase siswa yang sudah berhasil pembelajaran membaca permulaannya adalah sebanyak 90,3% dengan nilai rata-rata 88,80.
Pada penelitian ini, masih terdapat 3 siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Hal tersebut terjadi karena faktor dari siswa itu sendiri. Siswa tersebut memiliki sifat yang pemalas, kurang motivasi dari orang tua, di rumah tidak ada yang mau membimbing belajar, dan pada saat mengikuti pelajaran selalu bermain sendiri. Setiap kali dinasehati guru, siswa tersebut diam, namun tidak menghiraukan. Siswa tersebut tetap bermain tanpa merespon pelajaran, karena dengan alasan malas belajar.
Mengajar dengan menggunakan media gambar ini mampu menumbuhkan siswa lebih mudah mengingat bentuk huruf, cara mengucapkan huruf, cara mengeja suku kata, dan cara membaca suatu kata, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dan tertarik dalam pelajaran membaca permulaan.
- Pembahasan
Hasil penelitian yang dipaparkan di atas menunjukan bahwa adanya peningkatan kemampuan membaca khususnya pada pengenalan huruf menggunakan media kartu bergambar. Media kartu gambar ini membawa dampak positif dalam usaha meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yang selama ini kurang menyenangkan. Dengan menggunakan media kartu bergambar, siswa dapat dengan mudah dan cepat dalam menemukan jawaban karena mereka membaca dengan  memasangkan kartu bergambar yang sudah disediakan oleh guru.