Mohon tunggu...
Nurhasanah
Nurhasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Jakarta program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Tidak banyak berbicara, bercerita melalui tulisan. Fiksi 24/7

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Atomic Habits" karya James Clear

13 Oktober 2022   19:56 Diperbarui: 23 Januari 2023   22:26 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disini saya akan menceritakan kembali tentang buku yang teman saya baca, teman saya bernama Ikfina Shofwa Nur Fauziyah. Buku yang ia baca adalah karya james clear yang berjudul Atomic Habits. Sebelum menulis buku ini pengarang menceritakan kisah dirinya terlebih dahulu. Yang membuat teman saya sangat terharu pada kisah pengarang dalam buku ini, dibaca sampai akhir ya!

Kata Fina, sang pengarang yang bernama james ini, pada masa sekolah menengah atas, beliau mengalami peristiwa dahsyat. Pada saat itu lemparan pemukul bisbol menghantam mukanya, dan membuat hidungnya patah dan berubah menjadi huruf U. Dan tidak hanya itu, hantaman tersebut juga mengakibatkan adanya pembengkakan diseluruh kepalanya. Dan disisi lain dua serpih kelopak matanya rontok dan pada saat itu james pun langsung tak sadarkan diri . Ketika james sadarkan diri ia melihat orang-orang sekitar menatapnya dan mereka berusaha memberikan bantuan. Salah seorang teman james memberikan pakaiannya untuk menyumbat darah yang keluar dari hidung james. Lalu james langsung dirangkul oleh gurunya untuk pergi berjalan ke klinik sekolah yang cukup jauh.

Setiba di klinik sekolah ada salah satu perawat yang mengajukan pertanyaan untuk menguji daya ingat otaknya, tetapi pertanyaan yang dijawab oleh james banyak yang salah. Bahkan untuk menjawab nama ibunya pun memerlukan waktu. Setelah itu James kembali kehilangan kesadaran karena tubuhnya sudah tidak sanggup menahan sakit. Sebab di klinik tersebut peralatan yang dibutuhkan kurang memadai, akhirnya James dipindahkan ke rumah sakit terdekat di daerah itu. Namun, lagi-lagi rumah sakit itu tidak bisa menangani kondisi James yang cukup parah. Hingga akhirnya James pun dialihkan ke rumah sakit yang lebih besar di Cincinnati. Untuk pergi ke sana memerlukan kendaraan berupa helikopter. Selama penerbangan James ditemani oleh ayah dan ibunya yang begitu khawatir. Sampailah James di rumah sakit tersebut, ia kehilangan kesadaran dan kesulitan dalam bernafas membuat James memerlukan banyak oksigen.

Saat itu pembekakan di otaknya telah begitu parah sehingga James berulang kali mengalami kejang-kejang. Tulang hidungnya perlu diperbaiki, tetapi kondisi James tidak mendukung untuk menjalankan operasi. James sempat mengalami koma selama beberapa hari. Singkat cerita James pun tersadar dan menjalani masa-masa pemulihan. Mental serta dirinya terasa hancur akibat kecelakaan di waktu itu. Namun, James tetap semangat dalam menjalani kehidupan. Ia selalu berusaha untuk bisa bangkit serta terus melakukan hal-hal kecil untuk menyusun tujuan yang ia cita-citakan.

Dari gambaran cerita kehidupan seorang James didapati sebuah mindset bagus yang di dapat dari bukunya James Clear yang berjudul "Atomic Habits" adalah jadikanlah tujuan kita sebagai seseorang yang mendukung identitas yang kita inginkan. Misalnya, kita ingin menjadi seorang pembelajar. Maka mau ada ujian atau tidak, ya setiap hari ada jadwal khusus buat belajar. Mau jadi pembaca? Siapkan jadwal khusus buat membaca meskipun cuma dua halaman. Dan ini lebih baik ketimbang menjadikan sesuatu yang sementara sebagai tujuan. Seperti "aku harus belajar supaya masuk kampus A". "Aku harus olahraga biar BB menjadi ideal". Lalu kalau udah kuliah di kampus A atau udah lulus kuliahnya apa akan berhenti belajarnya? Kalau udah ideal BBnya apa akan berhenti olahraganya? Temporary banget kan. Menurut fina sama saja kita tidak memetik buah dari apa yang kita tanam, sia-sia dan terbuang. jikalau kita berhenti untuk menjaganya, kemungkinan apa yang telah kita peroleh di tujuan itu akan melenyap seiring dengan berjalannya waktu. Percaya atau tidak waktu itu mampu mengubah segalanya. Kehilangan kesempatan itu mustahil bisa memperolehnya lagi dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun