Judul         : Tips meraih prestasi
Resume ke    :4
Gelombang   : 30
Hari/Tanggal  : Senin,23 Oktober 2023
Tema        : Gali Potensi Raih Prestasi
Narasumber   : Aam Nurhasanah,S.Pd
Pada malam senin ini, materi pertemuan keempat acara dipandu oleh sang moderator yang baik hati, ciri khas beliau adalah pandai berpantun ria, beliau sosok yang baik dan ramah, welcome kepada siapapun, memiliki kesamaan hobi yaitu nge-vlog. Setiap moment pasti akan diabadikan dan dishare di sosial media sebagai rekam digital. Narasumber kali ini yaitu ibu Aam, seorang ibu muda yang memiliki balita namun memilki semangat 45, itulah kesan yang saya dapatkan selama dengan beliau, rintangan bukan menjadi halangan baginya ketika ingin menggapai mimpi. Di sela kesibukannya sebagai ASN beliau juga disibukkan dengan program guru penggerak, sungguh baterai semangatnya power full.
Setiap jiwa pasti memiliki pencapaian tertinggi dalam hidup masing-masing, salah satu untuk mencapainya yaitu dengan komitmen, kerja keras, totalitas dan saya tambahkan menikmati semua prosesnya. Salah satu potensi yang bis akita gali pada diri masing-masing adalah menulis, why? Karena dengan menulis kita akan berprestasi, dengan menulsi kita akan mencapai kesuksesan. Tentunya setiap orang ingin sukses maka mari kita gali potensi diri.
Menariknya ternyata narasumber kita kali ini mengalami kegagalan juga dalam  menulis, hal ini tentunya membuat saya terpupuk kembali untuk melanjutkan belajar menulis yang diawal saya ragu terhadap kemampuan diri. Bismillah saya ikrarkan pada KBMN 30 ini saya harus lulus. Sebelum menjadi narasumber bunda Aam juga mengawali karir menulis dengan mengikuti antologi, kemudian menulis solo dan menjadi Tim solid om Jay, tentunya suatu keberuntungan yang luar biasa bisa menjadi bagian tim solid Om Jay, untuk mengasah kemampuannya dalam menulis beliau pun mencoba mengikuti lomba blog menulis PGRI, tantangannya luar biasa menulis 28 hari tanpa jeda.Â
Dari kegigihan dan semangatnya dalam menulis akhirnya beliau mendapatkan juara pertama lomba blog tingkat Nasional, sungguh pencapaian yang luar biasa. Dari kegagalannya beliau terpacu untuk menggali potensi dalam menulis. Merasa tidak puas beliau pun mengikuti kembali tantangan menulis satu minggu bersama Prof. Richardus Eko Indrajit dan lolos ke penerbit mayor PT. Andi  dan berhasil mejeng di toko besar Gramedia, sungguh pencapaian yang  fantastis.Â
Tak berhenti sampai disini beliau pun memberanikan diri menjadi editor pada buku novel muridnya yang berjudul Juminah, sebuah novel yang menceritakan seorang gadis remaja yang harus rela kehilangan masa mudanya  menjadi TKW demi membiayai sekolah adik-adiknya . dari pengalaman menjadi editor inilah beliau banyak mendapatkan tawaran untuk mengedit buku solo. Banyak buku solo peserta KBMN yang beliau edit. Tidak hanya itu beliau memberanikan diri menerima tantangan untuk menjadi kurator, dan banyak sekali kurasi buku analoginya. Tak terasa beliau sudah menghasilkan 4 buah buku solo.
Beliau memaparkan bahwa bu Kanjeng lah yang menjadi motivator bagi dirinya untuk terus berkembang dan menggali potensi. Kedekatan beliau dengan bu Kanjeng pun terlihat ketika kopdar 1, dipertemuan itu mereka saling rangkul melepas rindu. Perjalanan beliau dalam menulis akhirnya bisa menginspirasi teman-teman hingga mendapatkan berbagai undangan sebagai narasumber dan dipercaya menjadi juri lomba blog.
Pada sesi tanya jawab, ada peserta yang bertanya bagaimana cara cepat menulis pengalaman pribadi menjadi sebuah buku? Tanpa kita sadari memang dalam hidup ini kita telah melalui berbagai kisah pengalaman hidup baik yang pahit maupun yang manis. Sayangnya kita lewatkan begitu saja, semuanya menguap seiring waktu berlalu. Maka beliau menyarankan agar setiap kisah hidup kita dituangkan dalam sebuah tulisan yang bisa dibaca oleh anak cucu kita kelak.pada kasus menulis kita pun kadang mengalami kebuntuan dalam menulis atau dikenal denganwriter's b lock , maka cara mengatasinya kita harus membuat benang merah dengan membuat table of content ( daftar isi buku) supaya ide tulisan tetap terarah. Beliau juga memaparkan kita harus mencari motivator dan inspirator yang bisa membimbing dan terus produktif. Agar tulisan kita bisa tuntas maka ia memiliki jargon penyemangat diri '' ikan sepat ikan gabus, lebih cepat lebih bagus''
Tidak ada kata sibuk  untuk mencapai sebuah prestasi, salah satunya kita harus membuat skala prioritas, kerjakan tugas yang paling urgent, tuntaskan semua kerjaan, jika kita bisa membagi waktu insyaAllah kita bisa menyelesaikan tugas lainnya.
Beliau berpesan :'' jangan jadikan kesibukan sebagai alasan  atau beban untu menulis, malah kita harus menjadikan hal tersebut sebagai tantangan, bagaiman kita bisa melewati masalah tersebut. Tentunya habislah gelap terbitlah terang''.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H