Mohon tunggu...
nurhanifahrizky
nurhanifahrizky Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk menebar manfaat

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Balita Pendek (Stunting) dalam 1000 Hari

23 Februari 2019   08:11 Diperbarui: 23 Februari 2019   09:08 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



"Indonesia berhasil menurunkan angka stunting", begitu berita baik yang dikeluarkan dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Riskesdas menyebutkan bahwa prevalensi stunting Indonesia saat ini sebesar 30,8%, turun dari 37,2% (Riskesdas, 2013). Meskipun prevalensi stunting sudah turun secara nasional, namun masih terdapat 18 provinsi di Indonesia yang memiliki prevalensi stunting yang tinggi (>30% sampai <50%). 

Keberhasilan menurunkan angka stunting merupakan prestasi yang diperoleh dari kerja keras dan kolaborasi lintas sektoral dalam memberikan intervensi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Artinya tidak hanya dari sektor kesehatan saja, peran lintas sektor sangat membantu upaya pencegahan stunting. 

Periode 1000 HPK merupakan waktu terbaik untuk proses pertumbuhan dan perkembangan otak, sistem imun, fungsi motorik dan fungsi sensorik anak. Stunting merupakan masalah yang irreversibel atau tidak dapat diubah, oleh karena itu upaya pencegahan lebih diutamakan. Orang tua memiliki peran penting dalam mengisi 1000 hari terbaik ini. 

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan pusat pendekatan intervensi dari berbagai layanan publik, untuk memastikan pemberian pola makan dan pola asuh yang benar. Selain itu, perbaikan sanitasi dan akses air bersih merupakan kebutuhan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap keluarga. Keluarga harus lebih memperhatikan kesehatan dan status gizi sejak ibu menyadari kehadiran buah hati dalam kandungan.

Saat Ibu menyadari kehamilan atau memasuki periode 270 hari terbaik, sambut kehadiran buah hati dengan memeriksakan kehamilan ke dokter atau bidan di pelayanan kesehatan. Pastikan buah hati dalam kandungan Ibu tumbuh dan berkembang dengan sehat. Pemeriksaan kesehatan kandungan paling sedikit 4 kali kunjungan selama kehamilan. Ibu akan mendapatkan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di pelayanan kesehatan. 

Buku KIA perlu dibawa setiap kali Ibu berkunjung ke fasilitas kesehatan, posyandu, kelas Ibu hamil, dan PAUD. Upaya pencegahan dan penanganan stunting yang meliputi pola makan, pola asuh, perbaikan sanitasi dan akses air bersih sudah tercakup di dalam buku KIA.

Pada saat kunjungan, Ibu perlu didampingi Ayah karena ada banyak informasi yang akan diberikan oleh petugas kesehatan yang membutuhkan dukungan dan peran Ayah. 

Beberapa informasi yang akan dijelaskan yaitu terkait perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persiapan persalinan, pentingnya inisiasi menyusui dini (IMD), perawatan selama masa nifas, perawatan bayi baru lahir, pentingnya ASI eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi. Ayah perlu memberikan dukungan dan motivasi yang dapat mengurangi stres selama Ibu hamil untuk menjaga kondisi kehamilan tetap sehat.

Setelah bayi lahir atau memasuki periode 730 hari terbaik, ini adalah kesempatan emas bagi Ayah dan Ibu untuk menunjukkan kasih sayangnya. Semua upaya yang telah dipersiapkan kini dapat diwujudkan. IMD (inisiasi menyusui dini) merupakan perwujudan cinta kasih Ibu yang pertama kali dilakukan ketika menyambut kehadiran sang buah hati di dunia. Durasi IMD dilakukan minimal 60 menit. Selama IMD, bayi akan merasakan kehangatan kasih sayang Ibu dan membantunya beradaptasi dengan dunia.

Upaya pencegahan stunting dapat dilakukan dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Pemberian makanan pendamping ASI hanya dapat diberikan setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan, namun ASI tetap menjadi sumber makanan utama. Bayi yang diberikan makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan akan berisiko mengalami malnutrisi, karena fungsi pencernaan yang belum siap untuk menerima makanan selain ASI. 

Proses pemenuhan ASI eksklusif 6 bulan ini dapat didukung dengan kehadiran Ayah ASI. Ayah berperan memotivasi Ibu untuk menyusui dan mengurangi stres pada Ibu agar produksi ASI lancar dan pemberian ASI eksklusif 6 bulan dapat dicapai.

Sistem pertahanan tubuh anak yang kuat diperoleh dari ASI dan imunisasi. Kelengkapan imunisasi akan melindungi anak dari berbagai penyakit, mencegah terjadinya infeksi berulang dan bahkan berpengaruh pada kesehatannya saat dewasa. 

Imunisasi yang tidak lengkap akan meningkatkan risiko terkena penyakit lebih tinggi saat usia dewasa yang menyebabkan berkurangnya produktivitas. Tentu tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya menjadi orang dewasa dengan produktivitas yang rendah. Salam sehat, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun