Mohon tunggu...
nurhanifahrizky
nurhanifahrizky Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk menebar manfaat

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Duka Kronis pada Orang Tua: Saat Anak Berhadapan dengan Kematian

26 Desember 2018   13:53 Diperbarui: 26 Desember 2018   14:17 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tentu tidak sama dengan menyampaikan riwayat anak yang mengalami penyakit akut seperti diare atau batuk. Tetapi sering kali tenaga medis sendiri tidak menyadari atau tidak mempertimbangkan perasaan orangtua ketika melakukan pengkajian riwayat kesehatan anak, padahal beberapa orangtua seringkali menangis dalam ceritanya.

Keempat, orangtua seringkali dibayangi kematian akan anaknya. Bayangan akan kematian anak bahkan hadir saat anak dalam kondisi stabil. Prognosa medis seringkali memberikan kalkulasi usia anak mampu bertahan, orangtua akan semampunya memberikan momen-momen terbaik sampai akhir usia anak. 

Suatu rasa syukur tak terhingga jika anak mampu bertahan lebih lama dan memiliki kondisi yang stabil, tetapi bayangan kematian dan rasa kehilangan akan tetap ada dan terasa menyakitkan bahkan ketika melihat anak sedang bermain-main dan tertawa riang.

Saat kita melihat anak dengan penyakit kronis seringkali kita fokus pada penyakt anak dan kondisi anak tanpa mempertimbangkan bagaimana perasaan orangtuanya. 

Siapa pun kita dan bagaimana pun kondisi orang yang ada di sekitar kita bahkan seberapa penasaran kita akan kondisi tersebut sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu untuk bertanya terkait kondisinya. Mempertimbangkan perasaan lawan bicara tentu sudah menjadi tata krama yang diajarkan sejak duduk di bangku sekolah dasar, 'tenggang rasa' begitu istilahnya. Saya sarankan untuk membaca lebih lanjut penelitian tersebut dengan sumber referensi dibawah ini.

Sumber Referensi: 10.5555/conu.2006.23.2.228 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun