Judul: Hidup Ini Brengsek dan Aku Dipaksa Menikmatinya
Penulis: Puthut EA vs Gindring Wasted
Penerbit: Shira media
Isi: vi + 106 halaman
Terbit: Juli 2020
Setiap orang pasti memiliki sisi gelapnya masing-masing. Begitu pun tokoh yang ada di dalam buku ini, Gindring Wasted. Mengisahkan seseorang yang lahir di atas becak yang dikayuh oleh bapaknya sendiri.
Lahir dalam keadaan miskin dan diiringi ketidakberuntungan sejak kecil. Dirinya tumbuh bersama kardus bekas di rumah, sedangkan ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Tak ada teman bermain, mainan, dan bahkan sering kali tak ada makanan.
Gindring anak terakhir dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya sebagai preman dan jagoan di terminal, sedangkan Ia adalah seorang anak yang dikucilkan, diejek, dan dibully di sekolah.
Dirinya tumbuh sebagai remaja yang penakut, apatis, naif, dan pengecut yang tidak bisa membalas dendam kepada orang-orang yang membullynya. Sama seperti kita pada umumnya, Gindring hanya bisa memandang dengan rasa benci dan marah.
Hingga suatu saat, Gindring bertemu dengan Mas Wirog yang selalu dikerumuni banyak orang. Mereka menyebutnya sebagai 'budayawan' atau 'aktivis tua'. Di tengah diskusi bersama Mas Wirog yang Ia hadiri di lesehan angkringan, Mas Wirog mendadak bertanya kepadanya: Menurut Anda apa sih negara itu?
Baginya, negara itu mirip seperti kondangan makan. Semua makanan sudah disajikan dan orang-orang yang datang duluan berebut untuk menghabiskan semua makanan di sana, sedangkan mereka yang datang belakangan tak kebagian. Mereka berdiskusi karena pusing melihat dunia, padahal dunia tidak akan pusing jika mereka tidak ada. Matahari akan tetap terbit dari Timur dan tenggelam di Barat.