BANDUNG --- Sejak Jumat (03/10/2020), di berbagai media beredar kabar bahwa kegiatan kaderisasi tingkat universitas di UPI atau ULC (Univercity Leadership Camp) berpotensi menjadi klaster baru untuk penyebaran Covid-19. Berbagai kekhawatiran di tengah masyarakat merebak, dan bahkan memicu komentar dari berbagai pihak.
Hal ini lantaran BEM REMA UPI menggelar kegiatan ULC secara luring di tengah pandemi. Menanggapi hal tersebut, pihak penyelenggara kegiatan menyatakan bahwa informasi tersebut tak sepenuhnya betul.
BEM REMA UPI pun mengeluarkan Press Release terkait isu tersebut. Mereka membantah pemberitaan yang beredar di masyarakat.
Menurut laporan press release yang dikeluarkan BEM REMA UPI, pelaksanaan kegiatan ULC UPI sudah diselenggarakan sesuai dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah seperti :
Setiap peserta dan panitia harus menyerahkan surat keterangan sehat sebagai salah satu syarat mengikuti kegiatan ULC
Setiap peserta, panitia, dan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan wajib menggunakan masker selama kegiatan berlangsung
Panitia menyediakan sarana cuci tangan dengan air mengalir
Dilakukan pengecekan suhu bagi setiap orang yang akan memasuki kawasan kegiatan.
Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 95 orang, adapun kegiatan ini dilakukan di ruangan yang memiliki daya tampung 500 orang. Setiap peserta harus menjaga jarak minimal 1,5 meter.
Panitia bekerjasama dengan pihak medis sebagai antisipasi jika ada situasi kritis muncul
Sukron Hamdani yang merupakan Ketua Pelaksana kegiatan ULC 2020 angkat bicara mengenai hal tersebut, "Pada kegiatan ULC 2020 ini tentu kami dari pihak panitia sudah mengantisipasi dan juga mengonsep kegiatan dari jauh-jauh hari agar kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan seluruh peserta dan panitia tetap sehat" kata Sukron.