Mohon tunggu...
NurhalizaDihuma
NurhalizaDihuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Gender Dalam Tradisi Mongubingo: Perspektif Budaya Gorontalo

17 Desember 2024   16:51 Diperbarui: 17 Desember 2024   17:32 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taluhu Moonu (Air Jeruk Purut): Membentuk sifat lemah lembut dan kebersihan.

Patodu (Tebu): Mengajarkan kepemimpinan dan tanggung jawab.

Lutu (Pisang Gapi): Mendorong sikap egaliter.

Tumula (Tunas Kelapa): Menyiratkan pentingnya kekuatan dan manfaat bagi orang lain.

Polohungo wau To Bunggo (Puring dalam Bambu Kuning): Mengajarkan kebersihan dan ketekunan.

Bulowe (Mayang Pinang): Menanamkan kejujuran.

Putito Malua Bohu (Telur Baru Ditelurkan): Mendorong pemahaman moral.

Dudangata (Kukuran Kelapa): Membimbing anak untuk berperilaku baik.

Peran Gender Dalam Budaya Tradisi Mongubingo

Peran gender merupakan elemen fundamental dalam tradisi budaya masyarakat, termasuk di Gorontalo. Dalam tradisi Mongubingo, ritual khitan perempuan, peran perempuan sangat menonjol, baik sebagai pelaku utama maupun sebagai penjaga nilai-nilai adat dan moral. Tradisi ini mencerminkan bagaimana pembagian peran berdasarkan gender memiliki pengaruh besar terhadap pelestarian budaya dan identitas sosial masyarakat Gorontalo.

Secara spesifik, perempuan, terutama ibu, memiliki tanggung jawab utama dalam mempersiapkan dan menjalankan ritual Mongubingo. Ibu menjadi sosok yang memastikan setiap tahapan prosesi berjalan sesuai dengan adat dan syariat. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya memainkan peran domestik, tetapi juga peran strategis dalam menjaga keberlangsungan tradisi. Dalam konteks ini, peran gender berfungsi sebagai penggerak utama pelestarian budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun