Taluhu Moonu (Air Jeruk Purut): Membentuk sifat lemah lembut dan kebersihan.
Patodu (Tebu): Mengajarkan kepemimpinan dan tanggung jawab.
Lutu (Pisang Gapi): Mendorong sikap egaliter.
Tumula (Tunas Kelapa): Menyiratkan pentingnya kekuatan dan manfaat bagi orang lain.
Polohungo wau To Bunggo (Puring dalam Bambu Kuning): Mengajarkan kebersihan dan ketekunan.
Bulowe (Mayang Pinang): Menanamkan kejujuran.
Putito Malua Bohu (Telur Baru Ditelurkan): Mendorong pemahaman moral.
Dudangata (Kukuran Kelapa): Membimbing anak untuk berperilaku baik.
Peran Gender Dalam Budaya Tradisi Mongubingo
Peran gender merupakan elemen fundamental dalam tradisi budaya masyarakat, termasuk di Gorontalo. Dalam tradisi Mongubingo, ritual khitan perempuan, peran perempuan sangat menonjol, baik sebagai pelaku utama maupun sebagai penjaga nilai-nilai adat dan moral. Tradisi ini mencerminkan bagaimana pembagian peran berdasarkan gender memiliki pengaruh besar terhadap pelestarian budaya dan identitas sosial masyarakat Gorontalo.
Secara spesifik, perempuan, terutama ibu, memiliki tanggung jawab utama dalam mempersiapkan dan menjalankan ritual Mongubingo. Ibu menjadi sosok yang memastikan setiap tahapan prosesi berjalan sesuai dengan adat dan syariat. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya memainkan peran domestik, tetapi juga peran strategis dalam menjaga keberlangsungan tradisi. Dalam konteks ini, peran gender berfungsi sebagai penggerak utama pelestarian budaya.