Universitas Tidar kembali mengadakan kegiatan KKN di awal 2024 dengan lokasi yang sama seperti tahun sebelumnya yaitu masih di daerah Kabupaten Magelang. Kampus kuning cabang Magelang ini mengadakan KKN dalam jangka waktu 1 bulan. Salah satu lokasi kegiatan KKN yaitu berada di Desa Kalirejo Kecamatan Salaman. Desa Kalirejo telah menjalin kerja sama dengan pihak kampus sejak lama, mulai dari kegiatan penelitian ilmiah, pengabdian masyarakat, dan sebagainya.
Adanya kegiatan KKN tersebut Universitas Tidar memberikan tugas yang harus dilaksanakan oleh para mahasiswa nya dengan dua jenis program kerja, yang bersifat wajib dan kondisional. Untuk proker (program kerja) yang wajib dilaksanakan oleh para mahasiswa yaitu PATS (Penanganan Anak Tidak Sekolah) dan proker bersifat tidak wajib yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di desa berupa pengabdian masyarakat maupun edukasi. Proker yang tidak wajib ini dapat ditentukan setelah kelompok KKN melakukan survey serta identifikasi pada permasalahan-permasalahan yang ada di Desa Kalirejo.
Setelah melakukan berbagai identifikasi permasalahan, salah satu proker yang diambil adalah pencegahan stunting. Alasan mengapa dipilih proker ini tak lain dan tak bukan karena di Desa Kalirejo masih terdapat anak yang mengalami permasalahan stunting. Sehingga setelah mempertimbangkan dari berbagai aspek, memilih proker pencegahan stunting sangat ideal yang dapat dilaksanakan dimana penanganan stunting ini telah ditetapkan sebagai salah satu isu sekaligus program prioritas nasional pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2019-2024.
Program pencegahan stunting yang kami laksanakan khususnya adalah terkait pendataan remaja putri melalui aplikasi EHDW (electronic human development worker). Aplikasi ini merupakan pengembangan oleh Kementerian Desa PDTT dengan dukungan Bank Dunia untuk membantu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian (monitoring dan evaluasi) terhadap pelaksanaan konvergensi stunting di tingkat desa.
Pelaksanaan pendataan dengan sasaran remaja putri dengan usia berkisar dari 14 tahun hingga 24 tahun (belum kawin) dengan prioritas usia 17 -- 24 tahun. Pendataan ini dilakukan secara door to door ke rumah sasaran dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang telah disediakan pada aplikasi EHDW. Pertanyaan yang akan ditanyakan menyangkut kondisi rumah keluarga sasaran yang meliputi persediaan air bersih, ada tidaknya jamban sehat dan sebagainya serta pertanyaan khusus sasaran remaja putri tentang Tablet Tambah Darah (TTD) dan gejala Anemia.
Pada pendataan yang dilakukan meliputi 3 kegiatan yaitu pengelompokan data remaja putri berdasarkan usia dan wilayah, kedua survey ke rumah sasaran dengan melontarkan beberapa pertanyaan, dan ketiga melakukan penginputan ke aplikasi EHDW.
Proses pelaksanaan program EHDW ini diawali dengan pengelompokan data remaja putri berdasarkan usia prioritas yaitu usia 17 tahun sampai 24 tahun atau belum kawin serta berdasarkan locus lokasi di setiap dusun yang ada dengan memfilternya di Excel sehingga memudahkan dalam pelaksanaan. Kemudian, anggota kelompok KKN desa Kalirejo yang berjumlah 10 orang dibagi menjadi beberapa tim menjadi 5 tim pendata dimana satu tim terdapat 2 orang.
Kedua, tim melakukan survey ke rumah sasaran sesuai dengan alamat sasaran. Dalam proses pelaksanaan tim melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang telah tersedia untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Pertanyaan--pertanyaan yang diajukan merujuk pada faktor-faktor penyebab stunting berawal dari kondisi rumah serta kesehatan bagi anggota keluarga sejahtera, serta gejala anemia bagi remaja putri, agar nantinya para sasaran remaja putri terhindar dari penyakit anemia yang menjadi salah satu faktor penyebab stunting pada kesehatan calon ibu hamil.
Berdasarkan pengalaman kelompok KKN desa Kalirejo berada di lapangan, kami dapat menambah wawasan dan pengalaman untuk dapat berinteraksi secara langsung dengan masyarakat serta mengetahui bagaimana kondisi sosial dan kesehatan masyarakat desa Kalirejo di beberapa dusun. Masyarakat masih terkendala dalam hal sanitasi yang sehat dan baik, pengelolaan limbah, serta pengendalian anemia bagi remaja putri yang masih belum optimal. Kami berharap, dengan kegiatan program kerja pendataan EHDW khususnya bagi remaja putri yang telah dilakukan dapat membantu masyarakat agar mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah desa. Sehingga, pencegahan stunting sejak dini dimulai dengan mempersiapkan calon ibu yang sehat bagi generasi penerus yang sehat dapat terwujud.
Program pendataan EHDW dengan sasaran remaja putri termasuk pelaksanaan yang bijak. Dengan demikian, pemerintah dapat mencegah angka stunting dari akar penyebab permasalahannya. Sehingga nantinya anak--anak yang dilahirkan akan menjadi anak yang sehat dan berkualitas. Namun, jika hanya mencegah dari akar permasalahannya saja tidak mungkin pencegahan stunting akan mencapai target yang diinginkan dikarenakan masih banyak faktor lain yang juga menjadi penyebab permasalah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H