Brebes (10/07/2023) - Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, sebesar 26,8% anak berusia 5-14 tahun dan 32% masyarakat berusia 15-24 tahun menderita anemia. Anemia merupakan kondisi di mana tubuh seseorang mengalami penurunan jumlah sel darah merah akibat kurangnya kadar hemoglobin di dalam tubuh. Remaja merupakan kelompok usia di mana seseorang lebih rentan mengalami anemia, khususnya pada remaja putri. Kasus anemia yang terjadi berkaitan erat dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah. Menurut Riskesdas, 8,3 juta dari 12,1 juta remaja putri tidak mengonsumsi tablet tambah darah sehingga meningkatkan risiko mengalami anemia.
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pada remaja mengenai anemia dan pengonsumsian tablet tambah darah berpotensi dapat menurunkan produktivitas, menurunkan daya tahan tubuh hingga memperbesar risiko menjadi ibu hamil anemia. Pendampingan tersebut turut mendukung program Sustainable Development Goals (SDG's), terutama nomor 3 mengenai Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Â
Kegiatan pendampingan ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan angka prevalensi remaja yang mengalami anemia dan meningkatkan kepatuhan remaja dalam konsumsi tablet tambah darah (TTD). Di wilayah desa Sisalam memiliki penduduk dengan usia remaja yang cukup banyak. Remaja yang sehat menjadi pilar utama dalam membentuk generasi yang kuat dan berdaya sehingga perlu dipersiapkan kesehatan, gaya hidup, dan gizi seimbang untuk menghasilkan generasi penerus yang produktif, sejahtera, dan kreatif.
Kegiatan pendampingan pengenalan anemia dan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja dilaksanakan di balai desa Sisalam dan diikuti sekitar 30 remaja yang didominasi oleh remaja putri. Selain itu, bidan puskesmas dan bidan desa turut berpartisipasi dalam pelaksanaan program ini yang dilanjutkan dengan kegiatan posyandu remaja.
Pendampingan pengenalan anemia dan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja berjalan lancar hingga akhir acara dan tampak antusiasme yang tinggi dari para remaja yang hadir. Hal-hal yang disampaikan dalam pendampingan ini di antaranya pengenalan anemia, dampak anemia, dan pengenalan tablet tambah darah. Untuk memeriahkan kegiatan, dibuka sesi tanya jawab dan kuis. Remaja yang berhasil menjawab kuis mendapatkan apresiasi dan hadiah atas keberanian dan keaktifannya. Selain itu, kegiatan pendampingan ini dilaksanakan bertepatan dengan posyandu remaja.
Sesuai dengan latar belakang dan tujuan dari kegiatan pendampingan yang dilakukan, para remaja yang hadir mendapatkan tablet tambah darah. Poster edukatif mengenai pengenalan anemia dan tablet tambah darah juga dipasang di kantor balai desa Sisalam untuk memudahkan akses bagi remaja dan masyarakat sekitar dalam mengetahui, mengenal, dan mencegah anemia di lingkungan sekitar. Diharapkan dengan dilaksanakannya pendampingan ini, dapat meningkatkan angka kesehatan bagi remaja desa dan warga desa sekitar.
Penulis: Nurhalisa Pratiwi (Fakultas Kedokteran - Universitas Diponegoro)
DPL : Fajar Arianto, S.Si., M.Si.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H