Mohon tunggu...
Nurhalisah Lisa
Nurhalisah Lisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/mahasiswa

Hobi saya menyanyi, dan nonton drakor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura

18 Januari 2025   06:30 Diperbarui: 18 Januari 2025   04:34 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Belajar Sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura menekankan pentingnya pengamatan dan imitasi dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa konsep dari teori ini:

1. Modeling (Peniruan)

Modeling adalah inti dari teori belajar sosial. Bandura berpendapat bahwa individu dapat belajar perilaku baru dengan mengamati dan meniru orang lain, yang disebut model. Ada beberapa jenis model:

1). Model langsung: Seseorang yang secara langsung diamati dalam situasi nyata.

2). Model simbolik: Karakter dalam media seperti film, buku, atau televisi.

3). Model verbal: Orang yang memberikan instruksi atau penjelasan tentang bagaimana melakukan sesuatu.

2. Observational Learning (Pembelajaran Observasional)

Pembelajaran observasional terjadi ketika seseorang belajar melalui pengamatan tanpa harus mengalami pengalaman secara langsung. Proses ini melibatkan beberapa langkah:

1). Perhatian: Individu harus memperhatikan perilaku model.

2). Retensi: Individu perlu menyimpan informasi tentang perilaku yang diamati dalam ingatan.

3). Reproduksi: Individu mencoba untuk meniru perilaku yang telah diamati.

4). Motivasi: Dorongan untuk meniru perilaku tergantung pada hasil yang diamati dari model (penguatan positif atau negatif).

3. Self-Efficacy (Efikasi Diri)

Konsep efikasi diri adalah keyakinan individu terhadap kemampuan mereka untuk berhasil dalam situasi tertentu. Efikasi diri sangat mempengaruhi motivasi, pengambilan keputusan, dan ketahanan menghadapi tantangan. Bandura mengidentifikasi empat sumber utama efikasi diri:

1). Pengalaman langsung: Berhasil dalam suatu tugas meningkatkan efikasi diri.

2). Pengalaman vicarious: Melihat orang lain berhasil dapat meningkatkan keyakinan seseorang.

3). Verbal persuasion: Dukungan dan dorongan dari orang lain dapat meningkatkan efikasi diri.

4). Emotional and physiological states: Mengelola emosi dan keadaan fisik dapat memengaruhi persepsi terhadap kemampuan diri.

4. Reinforcement and Punishment (Penguatan dan Hukuman)

Bandura mengakui bahwa penguatan dan hukuman berperan dalam pembelajaran, tetapi ia menekankan bahwa individu juga dapat belajar dari konsekuensi yang dialami oleh orang lain. Ini dikenal sebagai vicarious reinforcement (penguatan vikarius)dan vicarious punishment (hukuman vikarius). Jika seseorang melihat model mendapatkan penguatan untuk perilakunya, mereka lebih cenderung untuk meniru perilaku tersebut.

5. Reciprocal Determinism (Determinisme Timbal Balik)

Konsep ini menunjukkan adanya interaksi timbal balik antara individu, perilaku, dan lingkungan. Tiga elemen ini saling memengaruhi:

1). Perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungan.

2). Lingkungan dipengaruhi oleh perilaku individu.

3). Kognisi individu juga mempengaruhi bagaimana mereka merespons lingkungan dan situasi.

6. Aplikasi Teori

Teori belajar sosial memiliki banyak aplikasi praktis, terutama dalam pendidikan, psikologi klinis, dan pengembangan keterampilan sosial. Misalnya:

1). Dalam pendidikan, guru dapat menjadi model bagi siswa dan menggunakan teknik modeling untuk mengajarkan keterampilan baru.

2). Dalam terapi perilaku, terapis dapat membantu klien dengan menunjukkan strategi coping yang efektif melalui modeling.

Kesimpulan

Teori belajar sosial Albert Bandura memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana individu belajar dari lingkungan mereka melalui observasi dan interaksi sosial. Ini membantu menjelaskan berbagai aspek perilaku manusia dan proses pembelajaran.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun